UPDATE

Semangka Manis Tanpa Biji Jerih Payah Siswa Jurusan Pertanian SMKN 1 Welak

Guru-guru dan Siswa SMKN 1 Welak , Kepala Desa Semang serta tokoh Masyarakat Desa Semang

Tajukharian.com _ Suasana haru bercampur bangga menyelimuti lahan praktik SMKN 1 Welak hari ini Selasa (11/11/2025). Kegiatan panen kesekian kalinya buah semangka yang manis dan tanpa biji hasil kerja keras siswa Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) sukses digelar, disaksikan langsung oleh jajaran Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat setempat.

Keberhasilan panen ini menjadi momen puncak dari penerapan program Teaching Factory di sekolah kejuruan tersebut. Di bawah teriknya matahari, semangka-semangka berukuran jumbo mulai dipetik, menjadi bukti nyata hasil praktik dari teori yang dipelajari di kelas.

Disambut Baik Pemerintah dan Tokoh Masyarakat

Kepala Sekolah SMKN 1 Welak, Siprianus Jemadi, menyampaikan rasa syukurnya atas hasil melimpah ini. "Ini bukan sekadar panen biasa. Ini membuktikan bahwa siswa kami mampu menghasilkan produk pertanian unggulan yang siap bersaing di pasar," ujarnya.

Antusiasme juga datang dari pihak Pemerintah setempat. Kepala Desa Semang, Bapak Fransiskus Erdon yang turut hadir dan ikut memanen semangka, memberikan apresiasi tinggi.

"Saya sangat mengapresiasi dan terima kasih atas undangan untuk menghadiri kegiatan Panen Raya di SMKN 1 Welak, yaitu Panen semangka, ketimun, dan terong. Sebagai Pemerintah saya sangat mendukung terhadap inisiatif ini, yang membuktikan adanya semangat dari pihak sekolah. Saya berharap kegiatan ini terus ditingkatkan dan dikembangkan agar sekolah ini dikenal luas melalui promosi hasil pertaniannya, dan yang lebih penting, menjadi pemasok utama kebutuhan buah-buahan dan sayur-sayuran di Kabupaten Manggarai Barat, sehingga daerah tidak perlu lagi bergantung pada pasokan dari luar.," kata Kepala Desa Semang. 

Sementara itu, salah satu Tokoh Masyarakat setempat, BapakYohanes Bakung menyoroti pentingnya peran sekolah dalam pembangunan daerah.

"Panen ini memberikan angin segar. Kami, para orang tua dan tokoh masyarakat, melihat bahwa ilmu yang diajarkan di SMKN 1 Welak benar-benar membawa manfaat. Terutamaa dengan teknologi yang ada seperti sekarang. Mungkin kami dulu menanam sayur dengan cara-cara yang biasa tetapi sekarang dengan bantuan teknologi bisa lebih cepat dan lebih baik.," tegas Bapak Yohanes Bakung.

Proses Belajar Menjadi Petani Profesional

Proyek penanaman semangka ini telah dimulai sejak beberapa bulan lalu, melibatkan seluruh siswa Jurusan Agribisnis dari tahap pemilihan bibit, pengolahan lahan, pemupukan terpadu, hingga pengendalian hama dan penyakit.

Kepala Program Keahlian ATPH, Bapak Hendrikus Charles Mbelo Enge, menyatakan bahwa keberhasilan ini adalah buah dari kurikulum berbasis industri.

"Kesan saya, ini luar biasa. Anak-anak ini tidak hanya mendapatkan nilai di rapor, tetapi juga mendapatkan nilai jual dari hasil kerja mereka. Kami selalu menekankan bahwa ATPH bukan hanya tentang teori, tetapi bagaimana mereka bisa menghasilkan produk nyata, menghasilkan uang, dan pada akhirnya siap berwirausaha di bidang pertanian. Panen ini adalah afirmasi dari metode pembelajaran project-based yang kami lakukan. Mari tetap semangat membangun pendidikan dari pinggiran dengan terus berkarya  dan berkolaborasi" ungkap Pak Henc, sapaan akrabnya.

Salah satu siswa, Dendi, mengungkapkan pengalamannya. "Selama proses ini, kami tidak hanya belajar menanam, tapi juga belajar menghadapi tantangan cuaca dan hama. Rasanya luar biasa melihat hasil panen ini, semua lelah terbayar lunas saat memotong semangka yang rasanya sangat manis," tuturnya dengan wajah berseri-seri sambil menunjukkan buah semangka hasil panennya.

Masa Depan Pertanian Vokasi

Panen perdana ini sekaligus menjadi tolok ukur kesuksesan program vokasi di SMKN 1 Welak. Sekolah berharap kegiatan Teaching Factory semangka ini dapat terus berlanjut dan menjadi unit produksi yang berkelanjutan, memberikan siswa pengalaman bisnis pertanian secara langsung.

Setelah panen, buah semangka tersebut rencananya akan dipasarkan langsung ke masyarakat, komunitas sekolah, atau pasar lokal. Hasil penjualan akan dikelola bersama sebagai modal kerja untuk musim tanam berikutnya, sekaligus memberikan profit sharing atau bagi hasil kepada siswa yang terlibat.

Ke depan, SMKN 1 Welak berkomitmen untuk mengembangkan varietas tanaman unggulan lainnya untuk memperkuat posisi sekolah sebagai pusat pendidikan dan pelatihan pertanian, terlebih khusus di wilayah Kecamatan Welak.


Dilema Guru Dalam Tugasnya Sebagai Pendidik di Tengah Kepungan Disrupsi Mental Orang Tua

 

Foto : Dokpri

Tajukharian.com - Dunia pendidikan di Indonesia kini menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Guru, yang selama ini dipandang sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, kini dihadapkan pada dilema yang pelik. Di satu sisi, mereka mengemban tanggung jawab moral dan profesional untuk mendidik dan mendisiplinkan siswa. Di sisi lain, mereka dihantui ketakutan akan disrupsi mental orang tua yang berujung pada ancaman hukum. Fenomena di mana guru diseret ke ranah hukum setelah mendisiplinkan atau mendidik siswa telah menjadi berita yang meresahkan dan menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam cara pandang masyarakat terhadap peran guru.

Pergeseran Paradigma dan Disrupsi Mental

Dahulu, orang tua dan guru memiliki pemahaman yang sama: guru adalah sosok yang patut dihormati dan dipercaya. Jika seorang anak mendapat hukuman atau teguran dari guru, orang tua cenderung mendukung guru dan melihatnya sebagai bagian dari proses pembentukan karakter. Namun, kini, paradigma itu mulai terkikis. Ada sebagian kecil orang tua yang memiliki kecenderungan reaktif dan sensitif berlebihan terhadap perlakuan guru kepada anaknya. Mereka seringkali menginterpretasikan tindakan guru sebagai bentuk kekerasan atau perundungan, meskipun tindakan tersebut sebenarnya merupakan bagian dari metode mendidik yang wajar, seperti menegur, meminta siswa merapikan kelas, atau memberikan sanksi atas pelanggaran tata tertib.

Disrupsi mental orang tua ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, minimnya pemahaman tentang pedagogi dan psikologi anak. Orang tua seringkali hanya melihat kasus dari sudut pandang anak mereka, tanpa berusaha memahami konteks yang lebih luas dari sebuah kejadian di sekolah. Kedua, pengaruh media sosial yang masif. Kasus-kasus yang viral di media sosial seringkali dipangkas dari konteks aslinya dan hanya menonjolkan satu sisi cerita, memicu kemarahan publik dan orang tua secara instan. Ketiga, tekanan sosial dan ego orang tua. Beberapa orang tua merasa gengsi atau takut jika anaknya dianggap "nakal" atau mendapat hukuman. Mereka lebih memilih untuk menyalahkan guru daripada mengakui bahwa anak mereka membutuhkan bimbingan atau disiplin tambahan.

Ketakutan yang Membelenggu Guru

Dampak dari fenomena ini sangat nyata. Banyak guru yang kini merasa tertekan dan ketakutan dalam menjalankan tugasnya. Mereka menjadi ragu-ragu untuk memberikan teguran atau hukuman yang diperlukan, bahkan untuk pelanggaran yang jelas-jelas merugikan siswa lain atau lingkungan sekolah.

Berikut ini setidaknya beberapa keadaan yang membelenggu Guru: 

Pertama; Rendahnya Inisiatif Mendisiplinkan Murid. 

Guru takut dianggap "kasar" atau "kejam". Akibatnya, mereka cenderung membiarkan pelanggaran-pelanggaran kecil terjadi, yang pada akhirnya dapat memicu masalah yang lebih besar.

Kedua; Stres dan penurunan motivasi.

Kekhawatiran akan dilaporkan ke polisi atau diseret ke pengadilan menciptakan tekanan mental yang luar biasa bagi para guru. Mereka tidak lagi dapat fokus sepenuhnya pada proses belajar-mengajar, melainkan harus terus-menerus memikirkan potensi risiko hukum. Hal ini dapat memicu burnout dan menurunkan kualitas pengajaran.

Ketiga; Hilangnya Wibawa Guru.

Ketika guru tidak lagi berani mendisiplinkan, wibawa mereka di mata siswa akan menurun. Siswa akan merasa bahwa mereka dapat melanggar aturan tanpa konsekuensi, yang pada gilirannya dapat menciptakan lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk belajar.

Solusi yang ditawarkan

Untuk mengatasi dilema ini, perlu dilakukan upaya kolaboratif dari semua pihak: pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat.

Pertama, Edukasi kepada Orang Tua.

Sekolah atau pemerintah perlu secara rutin menyelenggarakan seminar atau lokakarya untuk mengedukasi orang tua tentang pentingnya kolaborasi antara sekolah dan rumah. Edukasi ini harus mencakup pemahaman tentang psikologi anak, metode mendidik yang efektif, dan pentingnya mendukung wibawa guru.

Kedua, Membangun Komunikasi yang Kuat.

Sekolah harus menciptakan mekanisme komunikasi yang efektif dan terbuka antara guru dan orang tua. Jika ada masalah, sebaiknya diselesaikan melalui mediasi di tingkat sekolah terlebih dahulu, bukan langsung ke ranah hukum.

Ketiga, Perlindungan Hukum untuk Guru.

Pemerintah, melalui lembaga yang berkewenangan, harus memastikan adanya payung hukum yang jelas yang melindungi guru dalam menjalankan tugas profesionalnya. Batasan antara mendidik dan kekerasan harus didefinisikan dengan tegas dan dipahami oleh semua pihak.

Keempat, Memperkuat Peran Komite Sekolah.

Komite sekolah harus diaktifkan kembali sebagai jembatan yang efektif antara kepentingan sekolah dan orang tua. Mereka dapat menjadi mediator pertama dalam menyelesaikan konflik.

Dilema yang dihadapi guru saat ini adalah cerminan dari tantangan sosial yang lebih luas. Mendidik tidak hanya soal mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan moral. Jika para guru terus dibayangi ketakutan akan ancaman hukum, proses pendidikan di Indonesia akan terhambat. Sudah saatnya kita semua menyadari bahwa masa depan bangsa ada di tangan para guru, dan mereka tidak boleh dibiarkan berjuang sendirian di tengah kepungan disrupsi mental orang tua.


Ditulis oleh Marianus Haryanto, S.Pd.,Gr.

Penulis adalah Guru ASN PPPK pada SMKN 1 Welak.

Gubernur NTT Hadiri Festival Gawi Sia di TMII Jakarta


Foto: Suasana Festival Gawi Sia di TMII Jakarta

Tajukharian.com-Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena menghadiri Festival Gawi Sia  yang merupakan Festival Budaya Ende tempat asal sang Gubernur.

Kegiatan tersebut diadakan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Sabtu 19 Juli 2025.

Dalam sambutannya, Gubernur NTT Melkiades Laka Lena menegaskan pentingnya menjaga budaya NTT dalam konteks merawat nilai-nilai Pancasila

Saya mengucapakan selamat kepada panitia yang mengadakan Festival Gawi Sia ini. Ini merupakan budaya yang harus dirawat demi menjaga persatuan dan persaudaraan kita Diaspora Ende di Jakarta maupun di Jabodetabek. Jelas Melky dalam sambutannya.

Ia melanjutkan,  Ende merupakan tempat permenungan Bung Karno dan dari Ende lah Bung Karno menggali dan melahirkan nilai-nilai Pancasila. Tegas Gubernur NTT Itu.

Selain pentingnya menjaga persaudaraan melalui Festival Gawi Sia, Gubernur NTT juga berencana memperkenalkan produk lokal NTT melalui pembentukan NTT Mart.

Produk lokal NTT beranekaragam, kita akan memperkenalkan produk kita, kita akan buat seperti Alfa Mart, Indomaret, namanya NTT Mart. Kata Gubernur Melky.

Selain rencana membuat NTT Mart, Gubernur Melky juga berencana memperkenalkan kuliner NTT melalui pembentukan Restoran Flobamorata.

Orang Jawa, orang Sulawesi, orang Sumatera punya restoran, tapi kita orang NTT belum punya. Oleh karena itu, pemerintah berencana membangun Restoran Flobamora untuk memperkenalkan kuliner khas dari masyarakat NTT. Rencananya akan dibuka di NTT, Bali dan Jakarta. Harapannya, itu dapat memperkenalkan kuliner khas NTT dan menjadi tempat berkumpul dan ruang untuk memperkenalkan kekhasan masyarakat NTT. Tegas Melky

Mengakhiri sambutannya, Melky menyanyikan lagu daerah Ende Kekaneku. Lagu ini bermakna menjaga keindahan paguyuban dan keindahan Kota Ende di perantauan.

Festival tersebut turut dihadiri oleh Anggota DPD RI Angelo Wake Kako, Dekan Fakultas Ilmu Budaya UI, perwakilan dari Gubernur DKI Jakarta serta sejumlah tokoh penting lainnya. Acara ini diinisiasi Paguyuban WUAMESU Indonesia paguyuban Ende Lio Jabodetabek.

Pantauan media ini di lokasi, sekitar 500 hingga 1000 orang ikut memeriahkan Festival Gawi Sia ini.

SMKN 1 Welak Melaksanakan Panen Buah Semangka Secara Serentak: Wujud Nyata Pendidikan Vokasi Unggul

Buah Semangka Usai dipanen

Tajukharian.com – SMKN 1 Welak kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan suksesnya pelaksanaan panen raya buah semangka secara serentak di lahan praktik sekolah. Acara yang berlangsung pada Senin (16/6/2025), menjadi bukti nyata komitmen SMKN 1 Welak dalam menghasilkan lulusan yang terampil dan siap kerja, khususnya di sektor pertanian.

Panen semangka ini melibatkan seluruh siswa jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), didampingi oleh para guru pembimbing dan staf pengajar. Dari pagi hari, suasana lahan praktik SMKN 1 Welak dipenuhi semangat dan antusiasme. Dengan cekatan, para siswa memanen buah semangka yang telah mencapai kematangan optimal, hasil dari pembelajaran dan praktik intensif yang mereka jalani selama beberapa bulan terakhir.


Kepala SMKN 1 Welak, Bapak Siprianus Jemadi, S.Pd., mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan panen ini. "Panen semangka serentak ini bukan hanya tentang memanen buah, tetapi lebih dari itu, ini adalah wujud nyata dari kurikulum berbasis praktik yang kami terapkan," ujarnya. "Para siswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi langsung terjun ke lapangan, merasakan bagaimana proses budidaya dari awal hingga panen. Ini adalah pembelajaran yang holistik dan relevan dengan kebutuhan industri pertanian saat ini."


Lebih lanjut, Bapak Siprianus menjelaskan bahwa keberhasilan panen semangka ini menjadi salah satu indikator keberhasilan program pendidikan di SMKN 1 Welak, khususnya jurusan ATPH. Lahan praktik yang luas dan fasilitas pendukung yang memadai memungkinkan siswa untuk mengembangkan keahlian mereka secara optimal. "Kami ingin memastikan bahwa setiap lulusan SMKN 1 Welak memiliki kompetensi yang unggul dan berdaya saing tinggi, tidak hanya untuk bekerja, tetapi juga berwirausaha di bidang pertanian," tambahnya.


Seluruh hasil panen semangka ini rencananya akan dijual langsung ke masyarakat sekitar. Hal ini juga menjadi bagian dari praktik kewirausahaan bagi para siswa, di mana mereka belajar tentang rantai pasok, penetapan harga, hingga strategi pemasaran produk pertanian.


Ketua Program Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), Bapak Hendrikus Charles M. Enge, S.ST mengungkapkan alasan dilakukan Panen Serentak. 

"Kami lakukan panen secara serentak Hari ini karena semua Buahnya sudah matang, ada cara untuk mengetahui buah sudah matang atau belum", ungkapnya. 

"Setelah panen ini, buah Semangka ini akan kami jual kepada Masyarakat sekitar, tentunya dengan harga yang sangat terjangkau", lanjutnya.


SMKN 1 Welak terus berupaya menjadi unggul pada bidang pendidikan vokasi di wilayah Manggarai Barat. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan praktis, didukung oleh tenaga pengajar profesional dan fasilitas yang ada, sekolah ini membuktikan diri sebagai pilihan tepat bagi generasi muda yang ingin memiliki masa depan cerah di dunia kerja atau bahkan menciptakan lapangan kerja sendiri.


Bagi calon siswa yang memiliki minat dan bakat di bidang Pertanian, Peternakan, Usaha Layanan Wisata, atau Rekayasa Perangkat Lunak, di SMKN 1 Welak menawarkan Empat program studi yang relevan dan prospektif. Bergabunglah dengan SMKN 1 Welak dan jadilah bagian dari generasi muda yang inovatif, terampil, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Energi Geothermal, Potensi Listrik di Flores



tajukharian.com-alberto.adiluhung.tambur-@/dokpribadi
Tajukharian.com-Polemik goethermal Flores menuai polemik di tengah masyarakat, terutama bagi kalangan aktivis yang menolak kehadiran proyek yang diinisiasi PLN tersebut. Menurut mereka, kehadiran Geothermal dinilai akan mengancam kehidupan sosial dan lingkungan masyarakat. Pihak Pemprov NTT sebelumnya melalui Gubernur ingin mengevaluasi proyek ini, namun belakangan Gubernur Melkiades Laka Lena berkomitmen untuk meneruskan proyek Geothermal dengan catatan tetap memperhatikan masukan aktivis dan pihak Gereja Katolik.
Terkait soal ancaman terhadap lingkungan, Ferdinandus Hasiman dalam Podcastnya dengan seorang Alumnus Geologi dari Manggarai, Alberto Adiluhung Tambur menjelaskan bahwa, isu terkait efek gempa bumi dan potensi terhadap pemcemaran air minum dinilai tidak signifikan, terutama ketika pihak yang melakukan pengebor dapat menggunakan teknologi mutahir.
 
Alberto Aduluhung Tumbar dalam wawancara dengan pengamat Tambang dan Energi, Ferdy Hasiman pada tanggal 11 Mei 2025 yang ditonton media ini di channel Facebook Ferdi Hasiman pada 27 Mei 2025 mengatakan, bahwa geothermal merupakan energi panas bumi yang paling aman untuk sumber kelistrikan di Indonesia dan NTT pada umunya. Apalagi menurut dia, Flores adalah daerah ring of fire (Cincin api) yang dianugerahi potensi panas bumi yang sangat bermanfaat untuk supply listrik ke depan, karena 80 persen kelistrikan Flores masih bersumber pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan batubara yang sangat tinggi karbon dan dampak pencemaran lingkungannya sangat besar. 

“Geothermal itu hasil dari peristiwa gesekan lempeng yang dapat memicu energi panas bumi dan dapat dikelola menjadi energi listrik. Terbentuknya panas bumi dapat menghasilkan uap yang kemudian uap itu menghasilkan Geothermal yang dapat digunakan untuk energi listrik. Secara konsep panas bumi ini artinya panas yang terperangkap dalam perut bumi, jadi secara konsep pembentukannya kalau misalnya mungkin kita dulu pernah mendengar istilah lempeng-lempeng. Lempeng itu sebenarnya bagian-bagian dari daratannya sangat luas lah ibaratnya ada Australia sebelah selatan terus ada Indo Asia di atas Euro Asia lah. Jadi ketika lempeng ini bertumpukan dipertemukan akan muncul gesekan gesekan." Jelasnya

Erto menjelaskan, dengan adanya gesekan ini, maka akan muncul panas. Panas Bumi menurutnya akan membuat geothermal itu muncul. Erto menjelaskan, keterdapatan Geothermal biasanya dijalurnya.

“Nah kebetulan di Pulau Flores ini dilalui oleh Cincin Api, Ring of Fire. Maka keterdapatannya itu akan ada, di sekitar itu, biasanya di sebelah Selatan”

Erto juga menjelaskan bagaimana cara mengambil panas bumi untuk menghasilkan uap yang menjadi sumber listrik. Menurutnya yang paling utama diambil adalah panasnya. 

"Ketika kita melakukan sebuah proses pemboran yang dicari, yaitu, di mana keterdapatan panas itu biasanya di kedalaman Ribuan meter ke bawah. Ketika sudah mencapai lapisan tersebut, panasnya kita ambil, lalu panasnya dialirkan oleh ke pipa ke atas sampai di pipa masuk ke Turbin. Panasnya inilah yang akan menggerakkan Turbin. Setelah  Turbin itu digerakkan, panasnya ini akan dialihkan lagi kebawah ke sistem”, kata lulusan geologi lulusan Universitas Trisakti Jakarta itu.

Saat ditanya mengenai kebutuhan lahan yang diperlukan dalam untuk pemboran Geothermal, Erto menegaskan bahwa Pemboran untuk pipa itu tidak butuh banyak tempat atau lahan, tetapi untuk fasilitas penunjang memang dibutuhkan beberapa hektar.

"Pemboran itu sendiri lubangnya itu sekitar diatasnya ya sekitar 30 sampai 40 inci  kurang lebih. Jadi kecil saja karena akan dibor ke bawah. Hanya saja untuk luas lingkup pengerjaannya mungkin 2 hingga 3 hektar. Mungkin butuh beberapa hektar untuk segala fasilitas”, katanya. 

Lantas bagaimana dengan pengolahan uap yang berpotensi mengandung pencemaran? Erto mengatakan, zat kimia yang terbang bersamaan dengan uap dijinakkan dengan teknologi yang tepat dan pengembang seperti PLN biasanya sudah mahir menjinakan ini, sehingga tak perlu takut risiko.

"Nah uapnya ini sebenarnya dia yang akan menggerakkan si Turbin ini, nah uap ini kan sebenarnya kan air cumin, karena prosesnya aja dia menjadi air, dia akan diarahkan lagi ke dalam istilahnya Resevoir. Reservoir ini tempat pembentukan si panas ini, dia kan siklus terus siklus terus." Jelas Putra Manggarai itu.

Ketika ditanya apakah pemboran Geothermal ini mempengaruhi air tanah yang dipakai untuk keperluan sehari hari ia menegaskan penggunaan air tanah masih batas aman.

"Secara konsep tidak mungkin terpengaruhi karena air permukaan itu ada hanya berada diatas sekitaran berapa meter kedangkalan lebih dangkal sementara target kita dalam. Mungkin karena ada beberapa kejadian tercemar ya mungkin karena pengaruh dari area lain." Jelas Erto sapannya

Ia membantah soal efek gempa yang besar akibat pengeboran Geothermal. "Secara konsep tidak mungkin, tetapi karena untuk getarannya getarannya kecil dan juga gempa itu kan dia kan proses Tektonik artinya ada  pergeseran lempeng, lempeng ini yang bergeser maka akan menggetarkan beberapa wilayah."

Menurut Erto dari sudut pandang keilmuan, geothermal ini paling aman untuk lingkungan dan keberlanjutan listrik Flores.

"Efek secara lingkungan maksudnya pencemaran air, yang pertama yang paling concern kan Geothermal ini sebenarnya sulfurnya itu gas beracun, jadi sebenarnya sulfur itu dimanifestasi pun Geothermal itu dia sudah ada, seperti di beberapa tempat lain, uap air panas itu cuman kandungannya sedikit. Namun, prinsipnya begini, setiap itu pasti ada pemantauan, jadi ketika sulfurnya itu naik itu terus diantisipasi”, Tegas putra Manggarai Flores itu.

Polemik Energi Panas Bumi di NTT, Ini Penjelasan Alumnus Geologi Universitas Trisakti Jakarta

Foto: tajukharian.com- Alberto A. Tumbar dan Ferdy Hasiman @/dok.pribadi
Tajukharian.com-Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau geothermal di Flores menimbulkan polemik, pro-kontra. Polemik terjadi karena masih minimnya pengetahuan masyarakat dan juga pemangku kepentingan terkait energi panas bumi. Yang jelas, panas bumi adalah bagian dari transisi energi atau energi bersih yang juga disuarakan para pemimpin dunia di KTT Glasgow tahun 2021 silam. 

Polemik goethermal Flores ternyata mendapat perhatian khusus juga dari anak-anak NTT, lebih khusus anak-anak Manggarai Raya yang sudah menyelesaikan studi mereka di jurusan geologi dan sekarang bekerja di perusahaan minyak di Jakarta. 

Alberto Aduluhung Tumbar dalam wawancara dengan pengamat Tambang dan Energi, Ferdy Hasiman di chanel FB Ferdy Hasiman mengatakan, bahwa geothermal adalah energi panas bumi yang paling aman untuk sumber kelistrikan di Indonesia dan NTT pada umunya. Apalagi menurut dia, Flores adalah daerah ring of fire (Cincin api) yang dianugerahi potensi panas bumi yang sangat bermanfaat untuk supply listrik ke depan, karena 80 persen kelistrikan Flores masih bersumber pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan batubara yang sangat tinggi karbon dan dampak pencemaran lingkungannya sangat besar. 

“Geothermal itu hasil dari peristiwa gesekan lempeng yang dapat memicu energi panas bumi dan dapat dikelola menjadi energi listrik. Terbentuknya panas bumi dapat menghasilkan uap yang kemudian uap itu menghasilkan Geothermal yang dapat digunakan untuk energi listrik. Secara konsep panas bumi ini artinya panas yang terperangkap dalam perut bumi, jadi secara konsep pembentukannya kalau misalnya mungkin kita dulu pernah mendengar istilah lempeng-lempeng. Lempeng itu sebenarnya bagian-bagian dari daratannya sangat luas lah ibaratnya ada Australia sebelah selatan terus ada Indo Asia di atas Euro Asia lah. Jadi ketika lempeng ini bertumpukan dipertemukan akan muncul gesekan gesekan." Jelasnya

Erto menjelaskan, dengan adanya gesekan ini, maka akan muncul panas. Panas Bumi menurutnya akan membuat geothermal itu muncul. Erto menjelaskan, keterdapatan Geothermal biasanya dijalurnya.

“Nah kebetulan di Pulau Flores ini dilalui oleh Cincin Api, Ring of Fire. Maka keterdapatannya itu akan ada, di sekitar itu, biasanya di sebelah Selatan”

Erto juga menjelaskan bagaimana cara mengambil panas bumi untuk menghasilkan uap yang menjadi sumber listrik. Menurutnya yang paling utama diambil adalah panasnya. 

"Ketika kita melakukan sebuah proses pemboran yang dicari, yaitu, di mana keterdapatan panas itu biasanya di kedalaman Ribuan meter ke bawah. Ketika sudah mencapai lapisan tersebut, panasnya kita ambil, lalu panasnya dialirkan oleh ke pipa ke atas sampai di pipa masuk ke Turbin. Panasnya inilah yang akan menggerakkan Turbin. Setelah  Turbin itu digerakkan, panasnya ini akan dialihkan lagi kebawah ke sistem”, kata lulusan geologi lulusan Universitas Trisakti Jakarta itu.

Saat ditanya mengenai kebutuhan lahan yang diperlukan dalam untuk pemboran Geothermal, Erto menegaskan bahwa Pemboran untuk pipa itu tidak butuh banyak tempat atau lahan, tetapi untuk fasilitas penunjang memang dibutuhkan beberapa hektar.

"Pemboran itu sendiri lubangnya itu sekitar diatasnya ya sekitar 30 sampai 40 inci  kurang lebih. Jadi kecil saja karena akan dibor ke bawah. Hanya saja untuk luas lingkup pengerjaannya mungkin 2 hingga 3 hektar. Mungkin butuh beberapa hektar untuk segala fasilitas”, katanya. 

Lantas bagaimana dengan pengolahan uap yang berpotensi mengandung pencemaran?  Erto mengatakan, zat kimia yang terbang bersamaan dengan uap dijinakkan dengan teknologi yang tepat dan pengembang seperti PLN biasanya sudah mahir menjinakan ini, sehingga tak perlu takut risiko.

"Nah uapnya ini sebenarnya dia yang akan menggerakkan si Turbin ini, nah uap ini kan sebenarnya kan air cumin, karena prosesnya aja dia menjadi air, dia akan diarahkan lagi ke dalam istilahnya Resevoir. Reservoir ini tempat pembentukan si panas ini, dia kan siklus terus siklus terus." Jelas Putra Manggarai itu.

Ditanya apakah pemboran Geothermal ini mempengaruhi air tanah yang dipakai untuk keperluan sehari hari ia menegaskan penggunaan air tanah masih batas aman.

"Secara konsep tidak mungkin terpengaruhi karena air permukaan itu ada hanya berada diatas sekitaran berapa meter kedangkalan lebih dangkal sementara target kita dalam. Mungkin karena ada beberapa kejadian tercemar ya mungkin karena pengaruh dari area lain." Jelas Erto

Iapun membantah soal efek gempa yang besar akibat pengeboran Geothermal. "Secara konsep tidak mungkin, tetapi karena untuk getarannya getarannya kecil dan juga gempa itu kan dia kan proses Tektonik artinya ada  pergeseran lempeng, lempeng ini yang bergeser maka akan menggetarkan beberapa wilayah."

Menurut Erto dari sudut pandang keilmuan, geothermal ini paling aman untuk lingkungan dan keberlanjutan listrik Flores.

"Efek secara lingkungan maksudnya pencemaran air , yang pertama yang paling concern kan Geothermal ini sebenarnya sulfurnya itu gas beracun, jadi sebenarnya sulfur itu dimanifestasi pun Geothermal itu dia sudah ada, seperti di beberapa tempat lain, uap air panas itu cuman kandungannya sedikit. Namun, prinsipnya begini, setiap itu pasti ada pemantauan, jadi ketika sulfurnya itu naik itu terus diantisipasi”, kata Alumnus Geologi Trisakti itu.*

KBG Yohanes Paulus 2 Paroki SanTeKaD Gelar Bakti Sosial : Wujud Nyata Katekese Prapaskah

Foto oleh Ari Bero

Tajukharian.com - Pada Sabtu, 05/04/2025, Kelompok Basis Gerejani (KBG) Yohanes Paulus 2, bagian dari Paroki Santa Teresa Dari Kalkuta Datak (SanTeKaD), menggelar kegiatan bakti sosial bersih lingkungan sebagai wujud nyata dari program Katekese yang sedang mereka jalani. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian Katekese yang diadakan setiap akhir pekan selama masa Prapaskah, yang dijadwalkan berlangsung sebanyak empat kali.

Program Katekese ini, yang diadakan pada malam akhir pekan, bertujuan untuk memperdalam pemahaman iman dan memperkuat kebersamaan antar anggota KBG. Sebagai aksi nyata dari pembelajaran yang telah mereka terima, KBG Yohanes Paulus 2 sepakat untuk melaksanakan bakti sosial bersih lingkungan di sekitar wilayah KBG.

"Kegiatan bakti sosial ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kita, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan solidaritas antar warga KBG Yohanes Paulus 2," kata Bapak Adolfus Budiharso, Pendamping Katekese dan salah seorang warga KBG.

Kegiatan bakti sosial ini melibatkan seluruh anggota KBG, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka bekerja sama membersihkan lingkungan sekitar, termasuk jalanan, taman, dan fasilitas umum lainnya. Semangat kebersamaan dan gotong royong sangat terasa dalam kegiatan ini.

"Kami berharap, melalui kegiatan ini, kami dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar dan juga memperkuat rasa kebersamaan di antara kami sebagai anggota KBG," ujar  Pak Ari Bero selaku Ketua KBG.

Kegiatan bakti sosial ini merupakan salah satu bentuk nyata dari implementasi nilai-nilai Kristiani yang diajarkan dalam program Katekese. KBG Yohanes Paulus 2 berharap, kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi kelompok-kelompok lain untuk melakukan aksi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.

Ferdi Hasiman Kritisi Pemprov NTT Imbas Pernyataan Wagub Johni Asadoma Kaget dengan Lokasi Hotel di Labuan Bajo

Foto: tajukharian.com- Ferdi Hasiman dan Johni Asadoma

Tajukharian.com-Kisruh tentang pernyataan Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma mendapat beragam reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya dari Ferdi Hasiman, Putra NTT dan juga pengamat energi di Jakarta.

Ia mempertanyakan soal pernyataan Wagub Johni Asadoma yang dinilainya mengejutkan publik.

"Saya cukup terkejut ya pernyataan Pak Wakil Gubernur NTT kemarin di detik (detik.com-red) ya soal dia terkejut banyak sekali hotel dan vila di Labuan Bajo yang dibangun di atas Pantai ya". Katanya seperti dikutip dari laman Facebook Ferdi Hasiman.

"Mestinya Pak Joni ini kan mantan Kapolda NTT dan saya yakin dia paham bagaimana pembangunan hotel dan vila vila di sekitar pinggir laut Labuan Bajo". Tambahnya

"Di bibir pantai Labuan Bajo itu sudah berjejeran hotel hotel mewah. Mestinya ini diperhatikan dulu". Ungkap pengamat energi Nasional kelahiran Manggarai Timur itu.

Ia lantas menantang Pemerintah Provinsi NTT untuk menertibkan hotel-hotel yang menyalahi aturan.

"Saya mau tantang balik Pak Joni ini berani ngga mereka mau tertibkan hotel-hotel yang sudah terlanjur dibangun diatas bibir pantai seperti hotel Ayana, Merorah dan yang terakhir ada Marriot ya". Katanya lagi

"Jadi Sepanjang pantai dari Wae Cecu sampai Gorontalo itu hotel-hotel itu berdiri hampir 100 meter dari bibir pantai dan itu sebenarnya sudah menyalahi Undang-undang pesisir pantai, mestinya itu harus ditegur". Tegasnya

"Nah sekarang kan sudah tidak bisa mundur lagi karena hotel hotelnya sudah dibangun. Tentu Pemprov harus punya kebijakan baru. Misalnya bagaimana pajak untuk daerah, retribusi untuk daerah itu mestinya harus dilihat lagi". Tutupnya dalam sebuah postingan di laman facebook pribadinya yang diposting tanggal 28 Maret 2025.

Sebelumnya, Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma mengaku kaget saat ditanya wartawan terkait lokasi pembangunan hotel dan restoran mewah di Labuan Bajo.

Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) Johni Asadoma mengaku cukup terkejut ketika baru mengetahui ada vila-vila mewah hingga restoran dibangun oleh investor di atas laut Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Sesuai ketentuan yang berlaku, izin pemanfaatan ruang laut hingga radius 12 mil menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

"Saya belum tahu, saya baru tahu ini. Kami baru tiga minggu memerintah (baru dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT). Ini informasi bagus, kami catat," kata Johni di Labuan Bajo, Kamis (20/3/2025).

Sejumlah investor di Labuan Bajo, membangun fasilitas akomodasi di atas laut. Fasilitas akomodasi itu seperti vila-vila mewah milik sejumlah hotel yang ada di dataran. Ada juga restoran yang dibangun dengan memanfaatkan ruang laut Labuan Bajo. Vila dan restoran itu memanfaatkan ruang laut hingga ratusan meter dari tepi pantai.

Johni sempat menanyakan lokasi vila-vila milik hotel maupun restoran yang memanfaatkan ruang laut di Labuan Bajo. Mantan Kapolda NTT ini berjanji akan mengeceknya.

"Nanti saya akan cek, terima kasih informasinya. Saya tidak tahu sama sekali," kata Johni dilansir detik.com.*

Menteri HAM Natalius Pigai Akan Hadiri Rakernas PMKRI ke-XII

Foto: Pengurus Pusat PMKRI bersama Menteri HAM. tajukharian.com.
tajukharian.com-Jakarta, 11 Maret 2025 - Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, dipastikan akan hadir dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) ke-XII. Acara ini akan dilaksanakan pada tanggal 19 hingga 23 Maret 2025 di Jakarta.

Natalius Pigai mengungkapkan komitmennya untuk mendukung peran aktif PMKRI dalam memperjuangkan hak asasi manusia di Indonesia.

"Saya sangat mendukung inisiatif PMKRI yang selalu memberikan kontribusi positif dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat, terutama dalam menciptakan ruang bagi pemuda untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa," ujar Natalius.

Rakernas PMKRI ke-XII akan mengangkat tema "Berdaya Bersama untuk Indonesia Maju". Dalam forum tersebut, selain Menteri HAM, sejumlah tokoh penting juga dijadwalkan untuk memberikan pemaparan dan berdiskusi mengenai isu-isu terkini seputar HAM, pemberdayaan pemuda, serta tantangan yang dihadapi Indonesia menuju masa depan yang lebih maju dan berkeadilan.

Ketua Presidium Pengurus Pusat (PP) PMKRI, Susana Kandaimu, menyambut baik kehadiran Menteri HAM dalam acara tersebut.

"Kami sangat menghargai kesediaan Menteri HAM untuk hadir dan memberikan pandangan beliau mengenai hak asasi manusia dan kebijakan hukum di Indonesia. Kehadiran beliau menjadi bukti bahwa pemerintah mendukung upaya pemuda dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan demokratis," ujar Susan.

PMKRI, yang merupakan organisasi mahasiswa Katolik terbesar di Indonesia, berharap acara ini dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan, kesadaran sosial, serta partisipasi aktif pemuda Indonesia dalam pembangunan bangsa.*

Mau dapat Beasiswa? Kuliah di Universitas PGRI Delta Sidoarjo saja

Foto: tajukharian.com-web/@universitaspgridelta.ac.id

Tajukharian.com- Universitas PGRI Delta Sidoarjo (UNIPDA) adalah perguruan tinggi swasta yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur. Sebelumnya dikenal sebagai STKIP PGRI Sidoarjo, institusi ini resmi berubah status menjadi universitas pada 31 Januari 2024, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 146/E/O/2024.

UNIPDA berkomitmen dalam mencetak lulusan yang unggul, profesional, dan siap bersaing di dunia kerja. Kampus ini memiliki berbagai program studi berkualitas dengan tenaga pengajar yang kompeten dan fasilitas pendukung yang memadai.

UNIPDA menawarkan delapan program studi yang terdiri dari:

Program Sarjana (S1):

Pendidikan Bahasa Inggris

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Pendidikan Matematika

Pendidikan Sejarah

Informatika

Sistem Informasi

Statistika

Program Magister (S2):

Pendidikan Bahasa Inggris

Menariknya, selain biaya yang terjangkau, khusus program magister, Anda bisa kuliah sambil bekerja.

Fasilitas yang ditawarkan cukup memadai yakin tersedia ruang kelas yang nyaman, mushola, lapangan parkir yang luas, serta layanan wifi yang mendukung proses belajar.

Selain itu, tersedia perpustakaan yang dapat membantu pembelajaran juga Dosen serta Tenaga Pendidik yang berkualitas dari lulusan S2 hingga S3. 

Universitas PGRI Delta Sidoarjo juga menyediakan beberapa beasiswa bagi yang kurang mampu dan berprestasi diantaranya: KIP - Kuliah, Beasiswa Prestasi, dan Beasiswa Hafidz Qur'an. Bagi yang mau kuliah sambil kerja bisa mengambil kelas pagi ataupun sore sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku pada masing-masing program studi.

Kampus ini beralamat di Jl. Raya Kemiri, Kemiri, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, 61234.

Bergabunglah bersama Universitas PGRI Delta Sidoarjo! Raih masa depan cerah dengan pendidikan berkualitas!

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran dan kegiatan kampus, Anda dapat mengunjungi situs resmi UNIPDA di universitaspgridelta.ac.id atau dapat hubungi kontak dibawah ini:

Nara hubung; 085785625956 (Bu Iis) atau 089687475996 (Bu Yusi)

Type and hit Enter to search

Close