UPDATE

Dilema Guru Dalam Tugasnya Sebagai Pendidik di Tengah Kepungan Disrupsi Mental Orang Tua

 

Foto : Dokpri

Tajukharian.com - Dunia pendidikan di Indonesia kini menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Guru, yang selama ini dipandang sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, kini dihadapkan pada dilema yang pelik. Di satu sisi, mereka mengemban tanggung jawab moral dan profesional untuk mendidik dan mendisiplinkan siswa. Di sisi lain, mereka dihantui ketakutan akan disrupsi mental orang tua yang berujung pada ancaman hukum. Fenomena di mana guru diseret ke ranah hukum setelah mendisiplinkan atau mendidik siswa telah menjadi berita yang meresahkan dan menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam cara pandang masyarakat terhadap peran guru.

Pergeseran Paradigma dan Disrupsi Mental

Dahulu, orang tua dan guru memiliki pemahaman yang sama: guru adalah sosok yang patut dihormati dan dipercaya. Jika seorang anak mendapat hukuman atau teguran dari guru, orang tua cenderung mendukung guru dan melihatnya sebagai bagian dari proses pembentukan karakter. Namun, kini, paradigma itu mulai terkikis. Ada sebagian kecil orang tua yang memiliki kecenderungan reaktif dan sensitif berlebihan terhadap perlakuan guru kepada anaknya. Mereka seringkali menginterpretasikan tindakan guru sebagai bentuk kekerasan atau perundungan, meskipun tindakan tersebut sebenarnya merupakan bagian dari metode mendidik yang wajar, seperti menegur, meminta siswa merapikan kelas, atau memberikan sanksi atas pelanggaran tata tertib.

Disrupsi mental orang tua ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, minimnya pemahaman tentang pedagogi dan psikologi anak. Orang tua seringkali hanya melihat kasus dari sudut pandang anak mereka, tanpa berusaha memahami konteks yang lebih luas dari sebuah kejadian di sekolah. Kedua, pengaruh media sosial yang masif. Kasus-kasus yang viral di media sosial seringkali dipangkas dari konteks aslinya dan hanya menonjolkan satu sisi cerita, memicu kemarahan publik dan orang tua secara instan. Ketiga, tekanan sosial dan ego orang tua. Beberapa orang tua merasa gengsi atau takut jika anaknya dianggap "nakal" atau mendapat hukuman. Mereka lebih memilih untuk menyalahkan guru daripada mengakui bahwa anak mereka membutuhkan bimbingan atau disiplin tambahan.

Ketakutan yang Membelenggu Guru

Dampak dari fenomena ini sangat nyata. Banyak guru yang kini merasa tertekan dan ketakutan dalam menjalankan tugasnya. Mereka menjadi ragu-ragu untuk memberikan teguran atau hukuman yang diperlukan, bahkan untuk pelanggaran yang jelas-jelas merugikan siswa lain atau lingkungan sekolah.

Berikut ini setidaknya beberapa keadaan yang membelenggu Guru: 

Pertama; Rendahnya Inisiatif Mendisiplinkan Murid. 

Guru takut dianggap "kasar" atau "kejam". Akibatnya, mereka cenderung membiarkan pelanggaran-pelanggaran kecil terjadi, yang pada akhirnya dapat memicu masalah yang lebih besar.

Kedua; Stres dan penurunan motivasi.

Kekhawatiran akan dilaporkan ke polisi atau diseret ke pengadilan menciptakan tekanan mental yang luar biasa bagi para guru. Mereka tidak lagi dapat fokus sepenuhnya pada proses belajar-mengajar, melainkan harus terus-menerus memikirkan potensi risiko hukum. Hal ini dapat memicu burnout dan menurunkan kualitas pengajaran.

Ketiga; Hilangnya Wibawa Guru.

Ketika guru tidak lagi berani mendisiplinkan, wibawa mereka di mata siswa akan menurun. Siswa akan merasa bahwa mereka dapat melanggar aturan tanpa konsekuensi, yang pada gilirannya dapat menciptakan lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk belajar.

Solusi yang ditawarkan

Untuk mengatasi dilema ini, perlu dilakukan upaya kolaboratif dari semua pihak: pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat.

Pertama, Edukasi kepada Orang Tua.

Sekolah atau pemerintah perlu secara rutin menyelenggarakan seminar atau lokakarya untuk mengedukasi orang tua tentang pentingnya kolaborasi antara sekolah dan rumah. Edukasi ini harus mencakup pemahaman tentang psikologi anak, metode mendidik yang efektif, dan pentingnya mendukung wibawa guru.

Kedua, Membangun Komunikasi yang Kuat.

Sekolah harus menciptakan mekanisme komunikasi yang efektif dan terbuka antara guru dan orang tua. Jika ada masalah, sebaiknya diselesaikan melalui mediasi di tingkat sekolah terlebih dahulu, bukan langsung ke ranah hukum.

Ketiga, Perlindungan Hukum untuk Guru.

Pemerintah, melalui lembaga yang berkewenangan, harus memastikan adanya payung hukum yang jelas yang melindungi guru dalam menjalankan tugas profesionalnya. Batasan antara mendidik dan kekerasan harus didefinisikan dengan tegas dan dipahami oleh semua pihak.

Keempat, Memperkuat Peran Komite Sekolah.

Komite sekolah harus diaktifkan kembali sebagai jembatan yang efektif antara kepentingan sekolah dan orang tua. Mereka dapat menjadi mediator pertama dalam menyelesaikan konflik.

Dilema yang dihadapi guru saat ini adalah cerminan dari tantangan sosial yang lebih luas. Mendidik tidak hanya soal mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan moral. Jika para guru terus dibayangi ketakutan akan ancaman hukum, proses pendidikan di Indonesia akan terhambat. Sudah saatnya kita semua menyadari bahwa masa depan bangsa ada di tangan para guru, dan mereka tidak boleh dibiarkan berjuang sendirian di tengah kepungan disrupsi mental orang tua.


Ditulis oleh Marianus Haryanto, S.Pd.,Gr.

Penulis adalah Guru ASN PPPK pada SMKN 1 Welak.

Gubernur NTT Hadiri Festival Gawi Sia di TMII Jakarta


Foto: Suasana Festival Gawi Sia di TMII Jakarta

Tajukharian.com-Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena menghadiri Festival Gawi Sia  yang merupakan Festival Budaya Ende tempat asal sang Gubernur.

Kegiatan tersebut diadakan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Sabtu 19 Juli 2025.

Dalam sambutannya, Gubernur NTT Melkiades Laka Lena menegaskan pentingnya menjaga budaya NTT dalam konteks merawat nilai-nilai Pancasila

Saya mengucapakan selamat kepada panitia yang mengadakan Festival Gawi Sia ini. Ini merupakan budaya yang harus dirawat demi menjaga persatuan dan persaudaraan kita Diaspora Ende di Jakarta maupun di Jabodetabek. Jelas Melky dalam sambutannya.

Ia melanjutkan,  Ende merupakan tempat permenungan Bung Karno dan dari Ende lah Bung Karno menggali dan melahirkan nilai-nilai Pancasila. Tegas Gubernur NTT Itu.

Selain pentingnya menjaga persaudaraan melalui Festival Gawi Sia, Gubernur NTT juga berencana memperkenalkan produk lokal NTT melalui pembentukan NTT Mart.

Produk lokal NTT beranekaragam, kita akan memperkenalkan produk kita, kita akan buat seperti Alfa Mart, Indomaret, namanya NTT Mart. Kata Gubernur Melky.

Selain rencana membuat NTT Mart, Gubernur Melky juga berencana memperkenalkan kuliner NTT melalui pembentukan Restoran Flobamorata.

Orang Jawa, orang Sulawesi, orang Sumatera punya restoran, tapi kita orang NTT belum punya. Oleh karena itu, pemerintah berencana membangun Restoran Flobamora untuk memperkenalkan kuliner khas dari masyarakat NTT. Rencananya akan dibuka di NTT, Bali dan Jakarta. Harapannya, itu dapat memperkenalkan kuliner khas NTT dan menjadi tempat berkumpul dan ruang untuk memperkenalkan kekhasan masyarakat NTT. Tegas Melky

Mengakhiri sambutannya, Melky menyanyikan lagu daerah Ende Kekaneku. Lagu ini bermakna menjaga keindahan paguyuban dan keindahan Kota Ende di perantauan.

Festival tersebut turut dihadiri oleh Anggota DPD RI Angelo Wake Kako, Dekan Fakultas Ilmu Budaya UI, perwakilan dari Gubernur DKI Jakarta serta sejumlah tokoh penting lainnya. Acara ini diinisiasi Paguyuban WUAMESU Indonesia paguyuban Ende Lio Jabodetabek.

Pantauan media ini di lokasi, sekitar 500 hingga 1000 orang ikut memeriahkan Festival Gawi Sia ini.

SMKN 1 Welak Melaksanakan Panen Buah Semangka Secara Serentak: Wujud Nyata Pendidikan Vokasi Unggul

Buah Semangka Usai dipanen

Tajukharian.com – SMKN 1 Welak kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan suksesnya pelaksanaan panen raya buah semangka secara serentak di lahan praktik sekolah. Acara yang berlangsung pada Senin (16/6/2025), menjadi bukti nyata komitmen SMKN 1 Welak dalam menghasilkan lulusan yang terampil dan siap kerja, khususnya di sektor pertanian.

Panen semangka ini melibatkan seluruh siswa jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), didampingi oleh para guru pembimbing dan staf pengajar. Dari pagi hari, suasana lahan praktik SMKN 1 Welak dipenuhi semangat dan antusiasme. Dengan cekatan, para siswa memanen buah semangka yang telah mencapai kematangan optimal, hasil dari pembelajaran dan praktik intensif yang mereka jalani selama beberapa bulan terakhir.


Kepala SMKN 1 Welak, Bapak Siprianus Jemadi, S.Pd., mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan panen ini. "Panen semangka serentak ini bukan hanya tentang memanen buah, tetapi lebih dari itu, ini adalah wujud nyata dari kurikulum berbasis praktik yang kami terapkan," ujarnya. "Para siswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi langsung terjun ke lapangan, merasakan bagaimana proses budidaya dari awal hingga panen. Ini adalah pembelajaran yang holistik dan relevan dengan kebutuhan industri pertanian saat ini."


Lebih lanjut, Bapak Siprianus menjelaskan bahwa keberhasilan panen semangka ini menjadi salah satu indikator keberhasilan program pendidikan di SMKN 1 Welak, khususnya jurusan ATPH. Lahan praktik yang luas dan fasilitas pendukung yang memadai memungkinkan siswa untuk mengembangkan keahlian mereka secara optimal. "Kami ingin memastikan bahwa setiap lulusan SMKN 1 Welak memiliki kompetensi yang unggul dan berdaya saing tinggi, tidak hanya untuk bekerja, tetapi juga berwirausaha di bidang pertanian," tambahnya.


Seluruh hasil panen semangka ini rencananya akan dijual langsung ke masyarakat sekitar. Hal ini juga menjadi bagian dari praktik kewirausahaan bagi para siswa, di mana mereka belajar tentang rantai pasok, penetapan harga, hingga strategi pemasaran produk pertanian.


Ketua Program Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), Bapak Hendrikus Charles M. Enge, S.ST mengungkapkan alasan dilakukan Panen Serentak. 

"Kami lakukan panen secara serentak Hari ini karena semua Buahnya sudah matang, ada cara untuk mengetahui buah sudah matang atau belum", ungkapnya. 

"Setelah panen ini, buah Semangka ini akan kami jual kepada Masyarakat sekitar, tentunya dengan harga yang sangat terjangkau", lanjutnya.


SMKN 1 Welak terus berupaya menjadi unggul pada bidang pendidikan vokasi di wilayah Manggarai Barat. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan praktis, didukung oleh tenaga pengajar profesional dan fasilitas yang ada, sekolah ini membuktikan diri sebagai pilihan tepat bagi generasi muda yang ingin memiliki masa depan cerah di dunia kerja atau bahkan menciptakan lapangan kerja sendiri.


Bagi calon siswa yang memiliki minat dan bakat di bidang Pertanian, Peternakan, Usaha Layanan Wisata, atau Rekayasa Perangkat Lunak, di SMKN 1 Welak menawarkan Empat program studi yang relevan dan prospektif. Bergabunglah dengan SMKN 1 Welak dan jadilah bagian dari generasi muda yang inovatif, terampil, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Energi Geothermal, Potensi Listrik di Flores



tajukharian.com-alberto.adiluhung.tambur-@/dokpribadi
Tajukharian.com-Polemik goethermal Flores menuai polemik di tengah masyarakat, terutama bagi kalangan aktivis yang menolak kehadiran proyek yang diinisiasi PLN tersebut. Menurut mereka, kehadiran Geothermal dinilai akan mengancam kehidupan sosial dan lingkungan masyarakat. Pihak Pemprov NTT sebelumnya melalui Gubernur ingin mengevaluasi proyek ini, namun belakangan Gubernur Melkiades Laka Lena berkomitmen untuk meneruskan proyek Geothermal dengan catatan tetap memperhatikan masukan aktivis dan pihak Gereja Katolik.
Terkait soal ancaman terhadap lingkungan, Ferdinandus Hasiman dalam Podcastnya dengan seorang Alumnus Geologi dari Manggarai, Alberto Adiluhung Tambur menjelaskan bahwa, isu terkait efek gempa bumi dan potensi terhadap pemcemaran air minum dinilai tidak signifikan, terutama ketika pihak yang melakukan pengebor dapat menggunakan teknologi mutahir.
 
Alberto Aduluhung Tumbar dalam wawancara dengan pengamat Tambang dan Energi, Ferdy Hasiman pada tanggal 11 Mei 2025 yang ditonton media ini di channel Facebook Ferdi Hasiman pada 27 Mei 2025 mengatakan, bahwa geothermal merupakan energi panas bumi yang paling aman untuk sumber kelistrikan di Indonesia dan NTT pada umunya. Apalagi menurut dia, Flores adalah daerah ring of fire (Cincin api) yang dianugerahi potensi panas bumi yang sangat bermanfaat untuk supply listrik ke depan, karena 80 persen kelistrikan Flores masih bersumber pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan batubara yang sangat tinggi karbon dan dampak pencemaran lingkungannya sangat besar. 

“Geothermal itu hasil dari peristiwa gesekan lempeng yang dapat memicu energi panas bumi dan dapat dikelola menjadi energi listrik. Terbentuknya panas bumi dapat menghasilkan uap yang kemudian uap itu menghasilkan Geothermal yang dapat digunakan untuk energi listrik. Secara konsep panas bumi ini artinya panas yang terperangkap dalam perut bumi, jadi secara konsep pembentukannya kalau misalnya mungkin kita dulu pernah mendengar istilah lempeng-lempeng. Lempeng itu sebenarnya bagian-bagian dari daratannya sangat luas lah ibaratnya ada Australia sebelah selatan terus ada Indo Asia di atas Euro Asia lah. Jadi ketika lempeng ini bertumpukan dipertemukan akan muncul gesekan gesekan." Jelasnya

Erto menjelaskan, dengan adanya gesekan ini, maka akan muncul panas. Panas Bumi menurutnya akan membuat geothermal itu muncul. Erto menjelaskan, keterdapatan Geothermal biasanya dijalurnya.

“Nah kebetulan di Pulau Flores ini dilalui oleh Cincin Api, Ring of Fire. Maka keterdapatannya itu akan ada, di sekitar itu, biasanya di sebelah Selatan”

Erto juga menjelaskan bagaimana cara mengambil panas bumi untuk menghasilkan uap yang menjadi sumber listrik. Menurutnya yang paling utama diambil adalah panasnya. 

"Ketika kita melakukan sebuah proses pemboran yang dicari, yaitu, di mana keterdapatan panas itu biasanya di kedalaman Ribuan meter ke bawah. Ketika sudah mencapai lapisan tersebut, panasnya kita ambil, lalu panasnya dialirkan oleh ke pipa ke atas sampai di pipa masuk ke Turbin. Panasnya inilah yang akan menggerakkan Turbin. Setelah  Turbin itu digerakkan, panasnya ini akan dialihkan lagi kebawah ke sistem”, kata lulusan geologi lulusan Universitas Trisakti Jakarta itu.

Saat ditanya mengenai kebutuhan lahan yang diperlukan dalam untuk pemboran Geothermal, Erto menegaskan bahwa Pemboran untuk pipa itu tidak butuh banyak tempat atau lahan, tetapi untuk fasilitas penunjang memang dibutuhkan beberapa hektar.

"Pemboran itu sendiri lubangnya itu sekitar diatasnya ya sekitar 30 sampai 40 inci  kurang lebih. Jadi kecil saja karena akan dibor ke bawah. Hanya saja untuk luas lingkup pengerjaannya mungkin 2 hingga 3 hektar. Mungkin butuh beberapa hektar untuk segala fasilitas”, katanya. 

Lantas bagaimana dengan pengolahan uap yang berpotensi mengandung pencemaran? Erto mengatakan, zat kimia yang terbang bersamaan dengan uap dijinakkan dengan teknologi yang tepat dan pengembang seperti PLN biasanya sudah mahir menjinakan ini, sehingga tak perlu takut risiko.

"Nah uapnya ini sebenarnya dia yang akan menggerakkan si Turbin ini, nah uap ini kan sebenarnya kan air cumin, karena prosesnya aja dia menjadi air, dia akan diarahkan lagi ke dalam istilahnya Resevoir. Reservoir ini tempat pembentukan si panas ini, dia kan siklus terus siklus terus." Jelas Putra Manggarai itu.

Ketika ditanya apakah pemboran Geothermal ini mempengaruhi air tanah yang dipakai untuk keperluan sehari hari ia menegaskan penggunaan air tanah masih batas aman.

"Secara konsep tidak mungkin terpengaruhi karena air permukaan itu ada hanya berada diatas sekitaran berapa meter kedangkalan lebih dangkal sementara target kita dalam. Mungkin karena ada beberapa kejadian tercemar ya mungkin karena pengaruh dari area lain." Jelas Erto sapannya

Ia membantah soal efek gempa yang besar akibat pengeboran Geothermal. "Secara konsep tidak mungkin, tetapi karena untuk getarannya getarannya kecil dan juga gempa itu kan dia kan proses Tektonik artinya ada  pergeseran lempeng, lempeng ini yang bergeser maka akan menggetarkan beberapa wilayah."

Menurut Erto dari sudut pandang keilmuan, geothermal ini paling aman untuk lingkungan dan keberlanjutan listrik Flores.

"Efek secara lingkungan maksudnya pencemaran air, yang pertama yang paling concern kan Geothermal ini sebenarnya sulfurnya itu gas beracun, jadi sebenarnya sulfur itu dimanifestasi pun Geothermal itu dia sudah ada, seperti di beberapa tempat lain, uap air panas itu cuman kandungannya sedikit. Namun, prinsipnya begini, setiap itu pasti ada pemantauan, jadi ketika sulfurnya itu naik itu terus diantisipasi”, Tegas putra Manggarai Flores itu.

Polemik Energi Panas Bumi di NTT, Ini Penjelasan Alumnus Geologi Universitas Trisakti Jakarta

Foto: tajukharian.com- Alberto A. Tumbar dan Ferdy Hasiman @/dok.pribadi
Tajukharian.com-Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau geothermal di Flores menimbulkan polemik, pro-kontra. Polemik terjadi karena masih minimnya pengetahuan masyarakat dan juga pemangku kepentingan terkait energi panas bumi. Yang jelas, panas bumi adalah bagian dari transisi energi atau energi bersih yang juga disuarakan para pemimpin dunia di KTT Glasgow tahun 2021 silam. 

Polemik goethermal Flores ternyata mendapat perhatian khusus juga dari anak-anak NTT, lebih khusus anak-anak Manggarai Raya yang sudah menyelesaikan studi mereka di jurusan geologi dan sekarang bekerja di perusahaan minyak di Jakarta. 

Alberto Aduluhung Tumbar dalam wawancara dengan pengamat Tambang dan Energi, Ferdy Hasiman di chanel FB Ferdy Hasiman mengatakan, bahwa geothermal adalah energi panas bumi yang paling aman untuk sumber kelistrikan di Indonesia dan NTT pada umunya. Apalagi menurut dia, Flores adalah daerah ring of fire (Cincin api) yang dianugerahi potensi panas bumi yang sangat bermanfaat untuk supply listrik ke depan, karena 80 persen kelistrikan Flores masih bersumber pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan batubara yang sangat tinggi karbon dan dampak pencemaran lingkungannya sangat besar. 

“Geothermal itu hasil dari peristiwa gesekan lempeng yang dapat memicu energi panas bumi dan dapat dikelola menjadi energi listrik. Terbentuknya panas bumi dapat menghasilkan uap yang kemudian uap itu menghasilkan Geothermal yang dapat digunakan untuk energi listrik. Secara konsep panas bumi ini artinya panas yang terperangkap dalam perut bumi, jadi secara konsep pembentukannya kalau misalnya mungkin kita dulu pernah mendengar istilah lempeng-lempeng. Lempeng itu sebenarnya bagian-bagian dari daratannya sangat luas lah ibaratnya ada Australia sebelah selatan terus ada Indo Asia di atas Euro Asia lah. Jadi ketika lempeng ini bertumpukan dipertemukan akan muncul gesekan gesekan." Jelasnya

Erto menjelaskan, dengan adanya gesekan ini, maka akan muncul panas. Panas Bumi menurutnya akan membuat geothermal itu muncul. Erto menjelaskan, keterdapatan Geothermal biasanya dijalurnya.

“Nah kebetulan di Pulau Flores ini dilalui oleh Cincin Api, Ring of Fire. Maka keterdapatannya itu akan ada, di sekitar itu, biasanya di sebelah Selatan”

Erto juga menjelaskan bagaimana cara mengambil panas bumi untuk menghasilkan uap yang menjadi sumber listrik. Menurutnya yang paling utama diambil adalah panasnya. 

"Ketika kita melakukan sebuah proses pemboran yang dicari, yaitu, di mana keterdapatan panas itu biasanya di kedalaman Ribuan meter ke bawah. Ketika sudah mencapai lapisan tersebut, panasnya kita ambil, lalu panasnya dialirkan oleh ke pipa ke atas sampai di pipa masuk ke Turbin. Panasnya inilah yang akan menggerakkan Turbin. Setelah  Turbin itu digerakkan, panasnya ini akan dialihkan lagi kebawah ke sistem”, kata lulusan geologi lulusan Universitas Trisakti Jakarta itu.

Saat ditanya mengenai kebutuhan lahan yang diperlukan dalam untuk pemboran Geothermal, Erto menegaskan bahwa Pemboran untuk pipa itu tidak butuh banyak tempat atau lahan, tetapi untuk fasilitas penunjang memang dibutuhkan beberapa hektar.

"Pemboran itu sendiri lubangnya itu sekitar diatasnya ya sekitar 30 sampai 40 inci  kurang lebih. Jadi kecil saja karena akan dibor ke bawah. Hanya saja untuk luas lingkup pengerjaannya mungkin 2 hingga 3 hektar. Mungkin butuh beberapa hektar untuk segala fasilitas”, katanya. 

Lantas bagaimana dengan pengolahan uap yang berpotensi mengandung pencemaran?  Erto mengatakan, zat kimia yang terbang bersamaan dengan uap dijinakkan dengan teknologi yang tepat dan pengembang seperti PLN biasanya sudah mahir menjinakan ini, sehingga tak perlu takut risiko.

"Nah uapnya ini sebenarnya dia yang akan menggerakkan si Turbin ini, nah uap ini kan sebenarnya kan air cumin, karena prosesnya aja dia menjadi air, dia akan diarahkan lagi ke dalam istilahnya Resevoir. Reservoir ini tempat pembentukan si panas ini, dia kan siklus terus siklus terus." Jelas Putra Manggarai itu.

Ditanya apakah pemboran Geothermal ini mempengaruhi air tanah yang dipakai untuk keperluan sehari hari ia menegaskan penggunaan air tanah masih batas aman.

"Secara konsep tidak mungkin terpengaruhi karena air permukaan itu ada hanya berada diatas sekitaran berapa meter kedangkalan lebih dangkal sementara target kita dalam. Mungkin karena ada beberapa kejadian tercemar ya mungkin karena pengaruh dari area lain." Jelas Erto

Iapun membantah soal efek gempa yang besar akibat pengeboran Geothermal. "Secara konsep tidak mungkin, tetapi karena untuk getarannya getarannya kecil dan juga gempa itu kan dia kan proses Tektonik artinya ada  pergeseran lempeng, lempeng ini yang bergeser maka akan menggetarkan beberapa wilayah."

Menurut Erto dari sudut pandang keilmuan, geothermal ini paling aman untuk lingkungan dan keberlanjutan listrik Flores.

"Efek secara lingkungan maksudnya pencemaran air , yang pertama yang paling concern kan Geothermal ini sebenarnya sulfurnya itu gas beracun, jadi sebenarnya sulfur itu dimanifestasi pun Geothermal itu dia sudah ada, seperti di beberapa tempat lain, uap air panas itu cuman kandungannya sedikit. Namun, prinsipnya begini, setiap itu pasti ada pemantauan, jadi ketika sulfurnya itu naik itu terus diantisipasi”, kata Alumnus Geologi Trisakti itu.*

KBG Yohanes Paulus 2 Paroki SanTeKaD Gelar Bakti Sosial : Wujud Nyata Katekese Prapaskah

Foto oleh Ari Bero

Tajukharian.com - Pada Sabtu, 05/04/2025, Kelompok Basis Gerejani (KBG) Yohanes Paulus 2, bagian dari Paroki Santa Teresa Dari Kalkuta Datak (SanTeKaD), menggelar kegiatan bakti sosial bersih lingkungan sebagai wujud nyata dari program Katekese yang sedang mereka jalani. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian Katekese yang diadakan setiap akhir pekan selama masa Prapaskah, yang dijadwalkan berlangsung sebanyak empat kali.

Program Katekese ini, yang diadakan pada malam akhir pekan, bertujuan untuk memperdalam pemahaman iman dan memperkuat kebersamaan antar anggota KBG. Sebagai aksi nyata dari pembelajaran yang telah mereka terima, KBG Yohanes Paulus 2 sepakat untuk melaksanakan bakti sosial bersih lingkungan di sekitar wilayah KBG.

"Kegiatan bakti sosial ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kita, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan solidaritas antar warga KBG Yohanes Paulus 2," kata Bapak Adolfus Budiharso, Pendamping Katekese dan salah seorang warga KBG.

Kegiatan bakti sosial ini melibatkan seluruh anggota KBG, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka bekerja sama membersihkan lingkungan sekitar, termasuk jalanan, taman, dan fasilitas umum lainnya. Semangat kebersamaan dan gotong royong sangat terasa dalam kegiatan ini.

"Kami berharap, melalui kegiatan ini, kami dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar dan juga memperkuat rasa kebersamaan di antara kami sebagai anggota KBG," ujar  Pak Ari Bero selaku Ketua KBG.

Kegiatan bakti sosial ini merupakan salah satu bentuk nyata dari implementasi nilai-nilai Kristiani yang diajarkan dalam program Katekese. KBG Yohanes Paulus 2 berharap, kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi kelompok-kelompok lain untuk melakukan aksi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.

Ferdi Hasiman Kritisi Pemprov NTT Imbas Pernyataan Wagub Johni Asadoma Kaget dengan Lokasi Hotel di Labuan Bajo

Foto: tajukharian.com- Ferdi Hasiman dan Johni Asadoma

Tajukharian.com-Kisruh tentang pernyataan Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma mendapat beragam reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya dari Ferdi Hasiman, Putra NTT dan juga pengamat energi di Jakarta.

Ia mempertanyakan soal pernyataan Wagub Johni Asadoma yang dinilainya mengejutkan publik.

"Saya cukup terkejut ya pernyataan Pak Wakil Gubernur NTT kemarin di detik (detik.com-red) ya soal dia terkejut banyak sekali hotel dan vila di Labuan Bajo yang dibangun di atas Pantai ya". Katanya seperti dikutip dari laman Facebook Ferdi Hasiman.

"Mestinya Pak Joni ini kan mantan Kapolda NTT dan saya yakin dia paham bagaimana pembangunan hotel dan vila vila di sekitar pinggir laut Labuan Bajo". Tambahnya

"Di bibir pantai Labuan Bajo itu sudah berjejeran hotel hotel mewah. Mestinya ini diperhatikan dulu". Ungkap pengamat energi Nasional kelahiran Manggarai Timur itu.

Ia lantas menantang Pemerintah Provinsi NTT untuk menertibkan hotel-hotel yang menyalahi aturan.

"Saya mau tantang balik Pak Joni ini berani ngga mereka mau tertibkan hotel-hotel yang sudah terlanjur dibangun diatas bibir pantai seperti hotel Ayana, Merorah dan yang terakhir ada Marriot ya". Katanya lagi

"Jadi Sepanjang pantai dari Wae Cecu sampai Gorontalo itu hotel-hotel itu berdiri hampir 100 meter dari bibir pantai dan itu sebenarnya sudah menyalahi Undang-undang pesisir pantai, mestinya itu harus ditegur". Tegasnya

"Nah sekarang kan sudah tidak bisa mundur lagi karena hotel hotelnya sudah dibangun. Tentu Pemprov harus punya kebijakan baru. Misalnya bagaimana pajak untuk daerah, retribusi untuk daerah itu mestinya harus dilihat lagi". Tutupnya dalam sebuah postingan di laman facebook pribadinya yang diposting tanggal 28 Maret 2025.

Sebelumnya, Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma mengaku kaget saat ditanya wartawan terkait lokasi pembangunan hotel dan restoran mewah di Labuan Bajo.

Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) Johni Asadoma mengaku cukup terkejut ketika baru mengetahui ada vila-vila mewah hingga restoran dibangun oleh investor di atas laut Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Sesuai ketentuan yang berlaku, izin pemanfaatan ruang laut hingga radius 12 mil menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

"Saya belum tahu, saya baru tahu ini. Kami baru tiga minggu memerintah (baru dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT). Ini informasi bagus, kami catat," kata Johni di Labuan Bajo, Kamis (20/3/2025).

Sejumlah investor di Labuan Bajo, membangun fasilitas akomodasi di atas laut. Fasilitas akomodasi itu seperti vila-vila mewah milik sejumlah hotel yang ada di dataran. Ada juga restoran yang dibangun dengan memanfaatkan ruang laut Labuan Bajo. Vila dan restoran itu memanfaatkan ruang laut hingga ratusan meter dari tepi pantai.

Johni sempat menanyakan lokasi vila-vila milik hotel maupun restoran yang memanfaatkan ruang laut di Labuan Bajo. Mantan Kapolda NTT ini berjanji akan mengeceknya.

"Nanti saya akan cek, terima kasih informasinya. Saya tidak tahu sama sekali," kata Johni dilansir detik.com.*

Menteri HAM Natalius Pigai Akan Hadiri Rakernas PMKRI ke-XII

Foto: Pengurus Pusat PMKRI bersama Menteri HAM. tajukharian.com.
tajukharian.com-Jakarta, 11 Maret 2025 - Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, dipastikan akan hadir dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) ke-XII. Acara ini akan dilaksanakan pada tanggal 19 hingga 23 Maret 2025 di Jakarta.

Natalius Pigai mengungkapkan komitmennya untuk mendukung peran aktif PMKRI dalam memperjuangkan hak asasi manusia di Indonesia.

"Saya sangat mendukung inisiatif PMKRI yang selalu memberikan kontribusi positif dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat, terutama dalam menciptakan ruang bagi pemuda untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa," ujar Natalius.

Rakernas PMKRI ke-XII akan mengangkat tema "Berdaya Bersama untuk Indonesia Maju". Dalam forum tersebut, selain Menteri HAM, sejumlah tokoh penting juga dijadwalkan untuk memberikan pemaparan dan berdiskusi mengenai isu-isu terkini seputar HAM, pemberdayaan pemuda, serta tantangan yang dihadapi Indonesia menuju masa depan yang lebih maju dan berkeadilan.

Ketua Presidium Pengurus Pusat (PP) PMKRI, Susana Kandaimu, menyambut baik kehadiran Menteri HAM dalam acara tersebut.

"Kami sangat menghargai kesediaan Menteri HAM untuk hadir dan memberikan pandangan beliau mengenai hak asasi manusia dan kebijakan hukum di Indonesia. Kehadiran beliau menjadi bukti bahwa pemerintah mendukung upaya pemuda dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan demokratis," ujar Susan.

PMKRI, yang merupakan organisasi mahasiswa Katolik terbesar di Indonesia, berharap acara ini dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan, kesadaran sosial, serta partisipasi aktif pemuda Indonesia dalam pembangunan bangsa.*

Mau dapat Beasiswa? Kuliah di Universitas PGRI Delta Sidoarjo saja

Foto: tajukharian.com-web/@universitaspgridelta.ac.id

Tajukharian.com- Universitas PGRI Delta Sidoarjo (UNIPDA) adalah perguruan tinggi swasta yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur. Sebelumnya dikenal sebagai STKIP PGRI Sidoarjo, institusi ini resmi berubah status menjadi universitas pada 31 Januari 2024, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 146/E/O/2024.

UNIPDA berkomitmen dalam mencetak lulusan yang unggul, profesional, dan siap bersaing di dunia kerja. Kampus ini memiliki berbagai program studi berkualitas dengan tenaga pengajar yang kompeten dan fasilitas pendukung yang memadai.

UNIPDA menawarkan delapan program studi yang terdiri dari:

Program Sarjana (S1):

Pendidikan Bahasa Inggris

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Pendidikan Matematika

Pendidikan Sejarah

Informatika

Sistem Informasi

Statistika

Program Magister (S2):

Pendidikan Bahasa Inggris

Menariknya, selain biaya yang terjangkau, khusus program magister, Anda bisa kuliah sambil bekerja.

Fasilitas yang ditawarkan cukup memadai yakin tersedia ruang kelas yang nyaman, mushola, lapangan parkir yang luas, serta layanan wifi yang mendukung proses belajar.

Selain itu, tersedia perpustakaan yang dapat membantu pembelajaran juga Dosen serta Tenaga Pendidik yang berkualitas dari lulusan S2 hingga S3. 

Universitas PGRI Delta Sidoarjo juga menyediakan beberapa beasiswa bagi yang kurang mampu dan berprestasi diantaranya: KIP - Kuliah, Beasiswa Prestasi, dan Beasiswa Hafidz Qur'an. Bagi yang mau kuliah sambil kerja bisa mengambil kelas pagi ataupun sore sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku pada masing-masing program studi.

Kampus ini beralamat di Jl. Raya Kemiri, Kemiri, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, 61234.

Bergabunglah bersama Universitas PGRI Delta Sidoarjo! Raih masa depan cerah dengan pendidikan berkualitas!

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran dan kegiatan kampus, Anda dapat mengunjungi situs resmi UNIPDA di universitaspgridelta.ac.id atau dapat hubungi kontak dibawah ini:

Nara hubung; 085785625956 (Bu Iis) atau 089687475996 (Bu Yusi)

Penyusunan Soal UAJ Tingkat SMK Rayon 1 Mabar Berjalan Lancar

Dokpri: Para Guru dari 6 Sekolah yang terlibat

Tajukharian.com - Kegiatan penyusunan soal Ujian Akhir Jenjang (UAJ) bagi siswa kelas XII di tingkat SMK Rayon 1 Manggarai Barat sudah dilaksanakan dengan baik. Acara yang berlangsung di SMKN 1 Welak ini melibatkan enam sekolah anggota Rayon 1, yakni SMKN 1 Welak, SMKN 1 Lembor Selatan, SMKN 2 Welak, SMK Sta. Theresia Nangalili, SMKN 1 Macang Pacar, dan SMKN 1 Kuwus.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari (13-15 Februari 2025) ini berjalan dengan lancar dan sukses. Seluruh guru dari enam sekolah yang terlibat berpartisipasi aktif, berkolaborasi dan bekerja sama dalam menyusun soal-soal ujian yang berkualitas.

Kepala SMKN 1 Welak, selaku tuan rumah penyelenggara kegiatan, menyampaikan rasa senang dan apresiasinya terhadap kolaborasi yang terjalin antar guru. Beliau mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menyusun soal, tetapi juga menjadi wadah bagi para pendidik untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka.

"Kami sangat senang melihat antusiasme dan kerjasama yang baik dari semua guru yang terlibat. Kegiatan ini adalah kesempatan yang baik bagi kita semua untuk saling belajar dan berbagi pengalaman dalam penyusunan soal. Selain untuk menyusun soal ujian, kegiatan ini juga menjadi ruang belajar bagi insan pendidik untuk terus mengasah kompetensinya" ujarnya.

Beberapa guru juga menyampaikan pesan dan kesan mereka terhadap kegiatan ini. Bapak Silvester Cambunada, guru Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dari SMKN 1 Kuwus, mengatakan, "Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Kami bisa belajar banyak tentang teknik penyusunan soal ujian yang berkualitas dan sesuai standar. Selain itu, kami juga bisa bertukar pikiran dengan guru-guru dari sekolah lain dengan suasana kekeluargaan dan saling mendukung yang tentunya memperkaya pengalaman bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini."

Senada dengan Pak Silvester, Hendrikus Yowanto Gana, guru Bahasa Indonesia dari SMKN 1 Lembor Selatan, juga mengungkapkan rasa bangganya setelah mengikuti kegiatan ini.

"Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMKN 1 Welak dalam rangka menyusun soal Ujian Akhir Jenjang (UAJ) merupakan upaya kolaboratif yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui diskusi dan kerja sama, para guru dapat berbagi pengalaman, pengetahuan, dan strategi pembelajaran yang efektif. Proses ini tidak hanya membantu dalam menghasilkan soal UAJ yang berkualitas dan sesuai standar, tetapi juga memperkuat profesionalisme dan kompetensi guru.” Ungkapnya.

“Kami berterimakasih untuk tuan rumah SMKN I Welak dan seluruh panitia yang sudah berupaya dan bekerja keras selama 3 hari untuk menyukseskan MGMP penyusunan soal UAJ Tingakat SMK Rayon 1, dikhususkan ibu-ibu dikomsunsi terimakasih banyak, menu enak dan juga kopinya selalu on time.” lanjutnya lagi dengan senyum semringah.

Dalam kegiatan ini, empat dokumen penting berhasil disusun, yaitu POS UAJ (Prosedur Operasional Standar Ujian Akhir Jenjang), Kisi-kisi soal, Paket Soal, dan Kartu Soal. Dokumen-dokumen ini nantinya akan dikirim ke tingkat Kabupaten untuk dilakukan Validasi berjenjang agar menghasilkan soal yang benar-benar berkualitas dan siap pakai.

Dipimpin Susan Kandaimu, Pengurus Pusat PMKRI Bertemu Menpora RI untuk Tingkatkan Sinergi

Foto: Susan Kandaimu bersama Menpora RI Dito Ariotedjo.tajukharian.com-@/dokumenpribadi

Tajukharian.com- Jakarta, 14 November 2024 – Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) mengadakan audiensi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Dito Ariotedjo. Acara ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan jajaran pengurus baru PP PMKRI periode 2024-2026 dan membahas berbagai potensi kerjasama dalam pemberdayaan pemuda di Indonesia.

Audiensi yang berlangsung di Kantor Kemenpora tersebut, dipimpin langsung oleh Menpora RI, Dito Ariotedjo.

Ketua Presidium PP PMKRI Periode 2024-2026, Susana Florika Kandaimu menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Kemenpora RI atas penerimaan yang hangat dalam audiensi yang berlangsung pada Kamis, 14 November 2024, di kantor Kemenpora, Jakarta.

“Kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas perjumpaan dengan mas Menteri Pemuda dan Olaraga beserta jajaran. Tentu pertemuan ini menjadi, kekuatan dan sunggguh bermakna bagi kami,” ungkap Susan.

Susan juga mengucapkan selamat dan proficiat atas terpilihnya kembali Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia dalam kabinet kerja Presiden Prabowo Subianto.

"Selamat dan proficiat kami ucapkan kepada Mas Menteri Dito Ariotedjo atas kepercayaan yang diberikan oleh Prabowo Subianto untuk kembali memimpin Kemenpora. Kami percaya bahwa kepemimpinan mas Dito, dukungan pemerintah akan semakin kuat kepada pengembangan pemuda untuk pembangunan bangsa, serta meningkatkan kualitas dan daya saing generasi muda Indonesia di kancah nasional maupun global," ujar Susan.

Beberapa topik yang menjadi bahasan dalam pertemuan tersebut di antaranya kegiatan pemberdayaan pemuda, beasiswa, hingga pengembangan kewirausahaan kader PMKRI.

Dalam kesempatan tersebut, Susan mengungkapkan pentingnya memperkuat sinergi antara PMKRI dan Kemenpora dalam mewujudkan program-program yang mendukung pemberdayaan pemuda, pengembangan potensi kepemudaan, serta meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan bangsa.

"Sebagai organisasi yang memiliki sejarah panjang dalam mendidik kader-kader pemimpin, kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung agenda pemberdayaan pemuda Indonesia, baik di bidang akademik melalui pemberian beasiswa kader, kepemimpinan, literasi kebangsaan maupun kewirausahaan kader," ujar Susan.

Menpora  Dito Ariotedjo menyambut baik kedatangan pengurus PP PMKRI periode 2024-2026 dan menyampaikan apresiasi atas peran aktif organisasi PMKRI dalam mengembangkan kapasitas pemuda. Menurutnya, PMKRI memiliki potensi besar untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya di kalangan pemuda yang akan menjadi agen perubahan di masa depan.

"Saya percaya, PMKRI sebagai organisasi yang memiliki ribuan kader yang tersebar di seluruh Indonesia, dibawa kepemimpinan ketua Susan dapat berkolaborasi dengan Kemenpora dalam berbagai program, mulai dari pengembangan kepemudaan, pemberdayaan ekonomi kreatif, hingga pemberian kesempatan yang lebih luas bagi PMKRI untuk berkontribusi dalam kemajuan bangsa," tutur Dito Ariotedjo.

Menpora Dito juga menyambut positif atas kepengurusan baru PP PMKRI dibawah kepemimipinan Susana Florika Kandaimu.

"Saya juga menyampaikan proficiat buat Ketua Susan dan jajaran pengurus baru PP PMKRI periode 2024-2026. PMKRI sebagai salah satu Stakeholder utama Kemenpora, tentunya sangat mendukung kerja-kerja kalian," tutur Menpora.

Dalam audiensi ini, Kemenpora RI juga menyambut baik rencana Rapat Kerja Nasional PMKRI. Hadir juga dalam pertemuan tersebut Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Menpora RI, Asrorun Ni'am Sholeh dan Staf Khusus Menpora Bidang Kelembagaan dan Potensi Kepemudaan, Venno Tetelepta serta beberapa jajaran kementerian lainnya.***

Siswa Siswi Jurusan ATPH SMKN 1 Welak Tanam Durian

Guru-guru dan Siswa/i Jurusan ATPH SMKN 1 Welak

Tajukharian.com - Siswa-siswi dari jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMKN 1 Welak melaksanakan kegiatan menanam durian di Lokasi 2 sekolah tersebut pada hari Rabu (06/11/2024). Kegiatan ini menjadi salah satu upaya sekolah dalam mengoptimalkan lahan sekaligus meningkatkan keterampilan praktis siswa dalam budidaya tanaman buah.

Dipimpin oleh Koordinator Lokasi 2, Bapak Agustinus Tasi, serta didampingi oleh Ketua Program ATPH, Bapak Hence, kegiatan ini berlangsung dengan penuh semangat. Para siswa diberikan pengarahan mengenai cara penanaman dan perawatan bibit durian agar dapat tumbuh dengan baik. Mereka juga diajarkan tentang teknik-teknik pemeliharaan yang tepat, mulai dari persiapan lahan, pemupukan, hingga pengendalian hama yang mungkin menyerang tanaman durian.

Bapak Agustinus Tasi dalam sambutannya mengungkapkan, "Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memberikan pengalaman praktis kepada siswa. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktekkan langsung apa yang mereka pelajari di kelas. Selain itu, durian yang ditanam diharapkan bisa menjadi salah satu sumber penghasilan sekolah di masa mendatang."

Bapak Hence juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan agribisnis sekolah. “Durian memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dan kami berharap dengan adanya kegiatan ini, siswa dapat memperoleh keterampilan yang akan bermanfaat untuk masa depan mereka, baik dalam berwirausaha maupun dalam dunia kerja,” jelasnya.

Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari siswa-siswi jurusan ATPH. Salah satu siswa menyampaikan, “Kami senang bisa ikut menanam durian. Ini bukan hanya pengalaman belajar yang berharga, tapi juga membangun kebersamaan di antara kami. Harapannya, durian yang kami tanam hari ini akan tumbuh subur dan memberikan hasil yang baik dikemudian hari.”

Selain sebagai kegiatan belajar, penanaman durian ini juga diharapkan dapat mempercantik lingkungan sekolah dan menjadi sarana edukasi berkelanjutan bagi generasi berikutnya di SMKN 1 Welak.

Panen Semangka di SMKN 1 Welak Melibatkan Masyarakat Sekitar

 

Siswa Jurusan ATPH memperlihatkan teknik memetik yang benar

Tajukharian.com - SMKN  1 Welak yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, telah mencapai pencapaian penting dengan menggelar panen semangka perdana pada Rabu (09/10/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari program pertanian yang dijalankan oleh Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di Sekolah tersebut untuk memberikan pengalaman praktis kepada siswa dalam dunia agribisnis.

Pada acara panen yang diselenggarakan di lahan pertanian milik sekolah, para siswa dan guru, serta Masyarakat sekitar bersemangat memetik semangka yang telah ditanam dan dirawat selama beberapa bulan terakhir. Panen ini merupakan hasil dari program sekolah yang berfokus pada pengembangan keterampilan bertani, khususnya dalam budi daya buah semangka, yang telah menjadi salah satu potensi besar di daerah tersebut.

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Welak, Bapak Siprianus Jemadi, menyampaikan bahwa program ini adalah upaya sekolah untuk memberikan bekal keterampilan praktis kepada siswa dalam bidang pertanian. "Kami ingin para siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan secara teori, tetapi juga memahami proses budi daya dari awal hingga panen, sehingga mereka memiliki keterampilan yang bermanfaat setelah lulus dari sekolah," ujar Siprianus.

Sementara itu, Ketua Program ATPH, Bapak Hendrikus Charles Mbelo Enge menyampaikan kepuasannya karena Tanaman semangka yang mereka rawat selama beberapa bulan telah mencapai usia panen. “Saya sebagai Ketua Program merasa puas melihat Buah semangka yang besar dengan rasa yang sangat manis, ini berkat kerja keras kita semua, Guru Program, dan terutama para Siswa yang telah diatur jadwal untuk merawat tanaman semangka yang kita panen perdana hari ini”, terang Pak Henc (sapaan akrabnya).

Proses penanaman semangka dimulai sejak tiga bulan lalu, di mana para siswa terlibat aktif dalam seluruh tahapan, mulai dari persiapan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan tanaman, hingga akhirnya panen. Program ini juga melibatkan bimbingan dan pendampingan dari guru-guru Program ATPH.

Hasil panen kali ini cukup memuaskan, dengan ukuran semangka yang besar dan kualitas buah yang manis. Selain untuk konsumsi sekolah, sebagian hasil panen ini juga akan dijual kepada masyarakat sekitar. Ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber pemasukan tambahan bagi sekolah serta siswa yang terlibat.

Program pertanian di SMK Negeri 1 Welak diharapkan bisa menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di daerah Manggarai Barat. Selain mengembangkan keterampilan bertani, kegiatan ini juga mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan di daerah pedesaan dan bagaimana berkontribusi pada ekonomi lokal.

Upacara HUT Ke-79 Republik Indonesia di SMKN 1 Welak Berlangsung Meriah

Foto : Suasana Upacara / Tajukharian.com

Tajukharian.com – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia di SMK Negeri 1 Welak pada 17 Agustus 2024 berlangsung dengan penuh semangat dan kemeriahan, meski digelar di lokasi yang jauh dari pusat keramaian. Upacara bendera tersebut dilaksanakan di lokasi kedua SMKN 1 Welak, tepatnya di Tontol, Desa Semang, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, yang berada di tengah hutan dengan akses jalan yang masih belum beraspal.


Sejak pagi, para siswa dan guru sudah berkumpul dengan semangat yang tinggi mengenakan seragam mereka dengan rapi. Meski harus menempuh perjalanan melalui jalan tanah dan berdebu, semangat mereka untuk memperingati hari kemerdekaan tidak surut. Bendera merah putih berkibar dengan gagah di tengah rindangnya pepohonan, menambah khidmatnya suasana upacara.


Selama upacara berlangsung, seluruh rangkaian acara berjalan lancar dan penuh makna. Dari pengibaran bendera hingga pembacaan teks proklamasi, setiap peserta upacara menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi. Meskipun tempatnya berada di tengah hutan, kemeriahan tidak kalah dengan upacara di tempat lain.


Salah seorang Guru yang hadir dalam upacara tersebut menyatakan bahwa upacara ini merupakan bentuk penghormatan dan pengabdian kepada bangsa dan negara, serta cerminan dari semangat juang yang tidak boleh luntur meskipun dihadapkan pada berbagai keterbatasan.


“Kami semua bangga bisa mengikuti upacara ini, meskipun harus melalui jalan yang sulit. Ini adalah cara kami menunjukkan cinta kepada tanah air,” ujar seorang siswa dengan penuh semangat.


Di balik kemeriahan upacara, para guru dan siswa juga menyampaikan harapan agar pemerintah memperhatikan kondisi jalan menuju lokasi sekolah ini. Jalan yang belum beraspal menjadi tantangan tersendiri bagi aktivitas belajar mengajar di SMKN 1 Welak. Mereka berharap agar infrastruktur di daerah ini segera diperbaiki sehingga akses menuju sekolah menjadi lebih mudah dan nyaman.


“Semoga pemerintah segera membangun jalan menuju sekolah kami. Dengan akses yang lebih baik, kami yakin proses belajar mengajar bisa berjalan lebih lancar, dan kegiatan seperti upacara hari ini bisa diikuti oleh lebih banyak siswa tanpa kendala,” kata Pak Ofas, Guru BK di Sekolah tersebut.


Upacara HUT ke-79 Republik Indonesia ini tidak hanya menjadi ajang peringatan hari kemerdekaan, tetapi juga menjadi momentum untuk menyuarakan kebutuhan dan harapan akan perbaikan infrastruktur di daerah terpencil. Semoga pemerintah dapat segera menindaklanjuti harapan ini demi kemajuan pendidikan di wilayah Kecamatan Welak.

Perusakan Baliho Mario Pranda: Perilaku Vandalisme Dalam Politik

Foto : Erik Jelimin / tajukharian.com

Tajukharian.com - Peristiwa perusakan baliho Mario Pranda, salah satu kandidat kuat dalam pemilihan Bupati Manggarai Barat, telah menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat. Mario Pranda, yang dikenal sebagai pesaing berat bagi petahana, menghadapi tantangan yang tak terduga ketika baliho-baliho kampanyenya dirusak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Opini publik pun terpecah, dan salah satu suara yang cukup mencolok datang dari Ari Bero, yang menyatakan bahwa insiden ini mungkin merupakan taktik politik playing victim dari kubu Mario Pranda sendiri.

Opini Ari Bero ini perlu ditelaah lebih lanjut, karena dugaan semacam ini dapat mengaburkan masalah yang lebih besar dan mengabaikan kenyataan tentang praktik-praktik vandalisme dalam politik. Pertama-tama, penting untuk dicatat bahwa vandalisme politik bukanlah fenomena baru. Perusakan alat peraga kampanye adalah bentuk intimidasi yang sering digunakan untuk menekan lawan politik, terutama ketika pihak-pihak tertentu merasa terancam oleh popularitas kandidat lain.

Dugaan bahwa kubu Mario Pranda sengaja merusak baliho mereka sendiri untuk mendapatkan simpati publik adalah dugaan yang tidak berdasar dan cenderung menyesatkan. Dalam politik, simpati publik memang penting, tetapi lebih penting lagi adalah membangun kepercayaan dan integritas. Mario Pranda selama ini dikenal sebagai sosok yang berkomitmen pada transparansi dan keterbukaan, sehingga tidak masuk akal jika ia dan timnya melakukan tindakan yang merusak reputasi tersebut demi keuntungan jangka pendek.

Lebih jauh, opini Ari Bero seolah-olah menutupi fakta bahwa perusakan baliho adalah bentuk pelanggaran hukum dan etika. Fokus seharusnya diberikan pada upaya untuk menemukan pelaku dan motif di balik tindakan tersebut. Apakah ini dilakukan oleh pendukung fanatik dari pihak lain yang merasa terancam, atau ada kepentingan tersembunyi yang ingin menggagalkan pencalonan Mario Pranda?

Dalam konteks politik yang sehat, setiap kandidat seharusnya berlomba-lomba dalam hal program dan gagasan, bukan melalui tindakan destruktif yang merugikan demokrasi. Opini Ari Bero, yang lebih memilih untuk berspekulasi tanpa bukti yang jelas, hanya akan memicu polarisasi lebih lanjut di masyarakat dan mengalihkan perhatian dari isu sebenarnya.

Sebagai masyarakat yang peduli pada proses demokrasi yang adil dan bersih, kita harus mengedepankan dialog dan diskusi yang konstruktif. Mengutuk vandalisme dan mempromosikan persaingan politik yang sehat adalah langkah yang tepat untuk memastikan bahwa suara rakyat dapat terdengar dengan jelas, tanpa adanya gangguan dari pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana.

Peristiwa perusakan baliho Mario Pranda seharusnya dilihat sebagai peringatan bahwa masih ada elemen dalam politik kita yang lebih memilih cara-cara kotor untuk mencapai tujuan mereka. Mari kita fokus pada hal-hal yang lebih penting: bagaimana kandidat kita dapat membangun Manggarai Barat menjadi lebih baik dan menjadikan demokrasi sebagai ajang untuk beradu visi, bukan perpecahan.


Oleh : Erik Jelimin, Pendukung Mario. 

Dukung Edi-Weng Lanjutkan Pembangunan di Manggarai Barat, Ribuan Milenial dan Gen Z Deklarasi Akbar di Labuan Bajo

 

Foto : Ribuan Millenial dan Gen Z Pendukung Edi-Weng / tajukharian.com

Labuan Bajo, Tajukharian.com - Ribuan Milenial dan Gen Z yang berasal dari 12 kecamatan di Manggarai Barat memadati kawasan Labuan Bajo dalam deklarasi akbar untuk mendukung pasangan Edistasius Endi dan Dokter Yulianus Weng. Peserta yang hadir sebanyak 1.200 orang yang berasal dari 164 Desa dan 5 Kelurahan di Kabupaten Manggarai Barat. Acara tersebut berlangsung meriah dengan suasana yang penuh semangat dan antusiasme.

Para peserta yang hadir kompak mengenakan kostum hitam, menjadikan Labuan Bajo lautan massa yang bersemangat menyuarakan dukungan mereka. Para pemuda pemudi Milenial dan Gen Z ini menamakan diri mereka sebagai RELAWAN GARDA EDI-WENG, komunitas ini dibentuk khusus untuk mendukung pasangan Edi-Weng dalam melanjutkan pembangunan di Manggarai Barat.

Acara deklarasi ini turut dihadiri langsung oleh Bapak Edistasius Endi dan Dokter Yulianus Weng. Dalam pidatonya, Edistasius Endi mengungkapkan rasa terima kasih dan harapannya terhadap dukungan yang diberikan oleh para pemuda. "Kehadiran kalian di sini menunjukkan semangat dan komitmen kita bersama untuk membangun Manggarai Barat yang lebih baik. Mari kita terus bersatu dan bekerja keras untuk mencapai tujuan kita," ujarnya disambut tepuk tangan meriah dari para peserta.

Sementara itu, Dokter Weng (sapaan akrabnya) menekankan pentingnya peran generasi muda dalam pembangunan daerah. "Pemuda adalah agen perubahan. Kami berharap dengan dukungan dari kalian, kita bisa mewujudkan visi dan misi untuk Manggarai Barat yang lebih sejahtera," katanya.

Ketua Relawan Garda Edi-Weng, Rofinus Edison Risal mengungkapkan sejumlah alasan mereka mendukungan pasangan Edi-Weng di Pilkada Mabar. Bahkan ia rela menanggalkan profesi sebagai jurnalis. "Ini taruhan yang besar karena saya ingin berjuang bersama Edi-Weng" katanya disambut tepuk tangan ribuan relawan yang hadir.

Ichal sapaan akrabnya mengungkapkan, hari ini menjadi sejarah di Kabupaten Manggarai Barat, para pemuda beridiri tegak dan menyatakan dukungan kepada calon bupati dan wakil bupati.  "Kita hadir di sini tentunya tidak hanya sekedar bereuforia semata, tetapi  memiliki indikator khusus sebelum menyatakan sikap" ujarnya.

Garda kata dia, berkeyakinan 193 Kilo Meter jalan Hotmix dan 13 jembatan yang dibangun selama kepemimpinan Edi-Weng mampu membuka akses dalam menumbuhkan ekonomi masyarakat. Garda juga berkeyakinan, pembangunan 7 Puskesmas, fasilitas pendidikan dan penurunan angka stunting dalam 3,5 tahun memimpin. "Itu upaya konrit dari Edi-Weng dalam menciptakan generasi emas pada tahun 2045" katanya.

Ichal menjelaskan, pada awal masa kepemimpinan Edi-Weng, dilanda masalah Covid-19, tetapi atas kepiawaian dan kelincahan kepemimpinan mereka, Manggarai Barat bisa menjadi Kabupaten kedua pencapaian pendapatan asli daerah (PAD) di NTT.

Bahkan, selama Edi-Weng memimpin Manggarai Barat, pencapaian PAD sangat signifikan. Pada tahun 2020, PAD kita kurang lebih Rp 99 Miliar, tetapi pada tahun 2023, PAD naik menjadi 249 miliar. "Ini adalah satu prestasi, sehingga tidak ada alasan untuk hentikan kepemimpinan mereka, harus lanjutkan" tegasnya. "Sebagai orang muda, kami juga mengakui kalau masih banyak yang harus dibenahi dan diperbaiki. Tetapi kami yakin dan percaya di tangan Edi-Weng Manggarai Barat bisa bangkit dan makin mantap ke depannya" tambah dia.

Ia menambahkan, perubahan itu sudah diletakan di tanah Manggarai Barat oleh Edi-Weng, itulah sebabnya ribuan relawan Garda hadir untuk menyatakan sikap dan memberikan dukungan. "Kakanda berdua (Edi-Weng), jangan pernah takut, kami akan selalu ada dan berdiri tegak sampai pada 27 November 2024. Kami akan kawal perjuangan ini sampai selesai" tutupnya.

Deklarasi ini menjadi momentum penting bagi generasi Muda Milenial dan Gen Z Manggarai Barat untuk menunjukkan dukungan dan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan daerah. Dengan semangat kebersamaan dan tekad yang kuat, Relawan Garda Edi-Weng berkomitmen untuk terus mendukung pasangan Edistasius Endi dan Dokter Yulianus Weng dalam menjalankan program-program yang berdampak positif bagi masyarakat. Acara diakhiri dengan foto bersama. Ribuan Milenial dan Gen Z ini mengabadikan momen bersejarah dalam perjalanan politik di Manggarai Barat. 

Pimpin Perayaan Ekaristi Penerimaan Sakramen Krisma di Paroki Datak, Uskup Ruteng Puji Kelompok Koor Adat

Foto : Vikep Labuan Bajo, Uskup Ruteng, Pastor Paroki bersama pengurus DPP / tajukharian.com

Tajukharian.com - Pada Rabu, 24 Juli 2024, Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat memimpin Perayaan Ekaristi penerimaan Sakramen Krisma di Gereja Paroki St. Theresa dari Kalkuta Datak. Perayaan ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh umat Katolik di paroki tersebut, di mana 1173 umat menerima Sakramen Krisma, sebuah sakramen yang menandai kedewasaan iman dan memperkuat hubungan pribadi dengan Roh Kudus.

Perayaan dimulai pada pukul 10.00 WITA dengan prosesi meriah dengan iringan musik yang memukau dari kelompok koor adat di bawah pimpinan Bapak Gregorius Agung. Kelompok koor tersebut membawakan lagu-lagu liturgi dengan nuansa budaya Manggarai, menciptakan suasana khidmat dan penuh syukur. Nyanyian mereka yang memadukan alat musik tradisional seperti gong dan gendang dipadukan dengan harmonisasi piano yang sangat indah, mengisi Gereja dengan semangat sukacita.

Dalam homilinya, Uskup Siprianus menekankan pentingnya Sakramen Krisma agar umat bisa tumbuh semakin dewasa dalam Iman. Beliau juga mengingatkan para penerima Krisma akan tanggung jawab mereka sebagai insan yang diurapi. “Yang kamu terima hari ini adalah warisan agung, urapan itu adalah simbol, bahwa Tuhan melalui Gerejanya dan Imam-imam memberikan tanda kepada kalian bahwa Roh Kudus dicurahkan kepada kalian semua agar kalian yang sudah menerima sakramen dapat tumbuh semakin dewasa dalam imanmu”, ujarnya.

Ketua Dewan Paroki, Bapak Hendrikus Taur dalam sambutannya melaporkan perkembangan jumlah umat yang sangat pesat di Paroki yang pada tahun 2025 akan merayakan pesta Perak itu. “Paroki ini sampai dengan saat ini sudah memiliki sebelas stasi dan di pusat paroki lima wilayah, jumlah KBG ada 100 dan Kepala Keluarga ada 1.168, sedangkan jumlah umat mencapai 10.259”, ungkapnya.

Dalam sebuah sambutan, Uskup Siprianus juga tidak lupa memuji kelompok koor adat atas kontribusi mereka dalam memperkaya liturgi dengan budaya lokal. “Salah satu bukti pertumbuhan kualitas iman di Paroki ini adalah kehadiran anggota koor (sembari mengarahkan pandangannya ke anggota koor). Kalian memberikan suasana yang luar biasa, saya baru mendapati koor adat yang sungguh-sungguh mengandalkan perpaduan alat music seperti ini, koor adat yang benar-benar datang dari melodi dan ritme sanda-mbata ada di Paroki Datak hari ini”, kata Uskup.

Setelah perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan ramah tamah di aula paroki. Umat paroki menyajikan berbagai hidangan sebagai bentuk syukur. Ketua Panitia, Bapak Bernadus Babul dalam wawancara terpisah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Uskup Siprianus dan semua pihak yang telah mendukung kelancaran acara ini. "Ini adalah momen bersejarah bagi Paroki kami. Semoga dengan penerimaan Sakramen Krisma ini, iman umat semakin bertumbuh dan kami dapat terus berkontribusi positif bagi gereja dan masyarakat," ujarnya.

Perayaan Ekaristi penerimaan Sakramen Krisma ini menjadi tonggak penting dalam kehidupan spiritual umat Paroki Datak. Diharapkan, melalui perayaan ini, semangat iman dan persatuan umat semakin kuat, serta tradisi dan budaya lokal terus dilestarikan.

Mengisi Kegiatan MPLS, Siswa-siswi SMKN 1 Welak Menggelar Deklarasi Anti Perundungan, Kekerasan Seksual, dan Intoleransi

Foto :
Foto: Para Guru, Staf, dan Siswa/i SMKN 1 Welak. Tajukharian.com

 Tajukharian.com - Dalam rangka mengisi kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), SMK Negeri 1 Welak menggelar deklarasi anti perundungan pada hari Senin, 17 Juli 2024. Acara ini dihadiri oleh seluruh siswa, guru, dan staf sekolah.

Kepala Sekolah SMKN 1 Welak, Bapak Siprianus Jemadi, S. Pd. menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa. "Kami berkomitmen untuk menolak segala bentuk perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. Sekolah harus menjadi tempat yang memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi seluruh peserta didik, kami juga memastikan bahwa setiap Siswa merasa dihargai" ujarnya.

Deklarasi ini diawali dengan yel-yel SMKN 1 Welak lalu dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama oleh seluruh siswa, guru, dan staf Sekolah. Mereka bersama-sama berjanji untuk selalu menjaga sikap saling menghormati dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Ada 10 butir komitmen bersama yang mereka tandatangani di sebuah baner.

Para siswa terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan tersebut. "Saya merasa kegiatan ini sangat bermanfaat. Kami jadi lebih paham tentang dampak buruk perundungan dan kekerasan, serta bagaimana cara mencegahnya," kata salah satu siswa, Stelawes Indra Danggur.

Acara ini juga mendapatkan apresiasi positif dari para orang tua siswa. Pak Ali, salah satu orang tua siswa, mengungkapkan harapannya agar butir-butir komitmen itu benar-benar dijalankan. "Kami sangat mendukung kegiatan ini karena dapat membantu anak-anak kita memahami pentingnya saling menghormati dan menjaga satu sama lain, Kami juga berharap agar 10 butir komitmen bersama yang sudah ditandatangani benar-benar diimplementasikan di lingkungan sekolah khususnya maupun di Lingkungan Masyarakat ", katanya.

Dengan adanya deklarasi ini, diharapkan SMKN 1 Welak dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih harmonis dan bebas dari perundungan, kekerasan seksual, dan perilaku intoleransi. Sekolah juga berencana untuk terus memantau aktivitas dan prilaku yang kurang pantas dari Siswa maupun Guru dalam rangka mewujudkan tujuan bersama di Sekolah tersebut.

Type and hit Enter to search

Close