UPDATE

Festival Gawi Sia di Jakarta yang Dihadiri Gubernur NTT, Apa Maknanya?

Foto:Festival Gawi Sia di Jakarta-tajukharian.com

Tajukharian.com- Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena menghadiri Festival Gawi Sia yang dilaksanakan di Taman Mini Indah Indonesia Jakarta. Sabtu, 19 Juli 2025

Dalam rangkaian acara tersebut, terdapat 3 ritual yang dilakukan secara khidmat. Pertama diawali, ritual SO'A RIA, yang kedua, Ritual Penghormatan Leluhur dan Doa Keselamatan dan pada ritual terakhir Tarian Gawi yang dilakukan secara massal bersama-sama. Gubernur Melky terlihat menikmati acara tersebut.

Apa itu SA'O RIA

SA'O RIA artinya RUMAH BESAR disebut juga SA'O NGGUA, tempat dimana dilakukan ritual adat atau disebut juga RUMAH INDUK dari mana semua rumah-rumah lain dalam satu keluarga berasal biasanya dibangun di tengah kampung dan dilengkapi warisan leluhur seperti: nggo-lambu, tame, hobha/tame, besomban, dan pakaian adat.

Sebagai rumah "besar" disebut juga tempat berkumpul keluarga yang berasal dari 1 leluhur juga sebagai tempat ritual adat dilakukan sehingga disebut SA'O NGGUA.

Sebagai rumah spiritual dimana memiliki daya magis mengandung filosofi dan cerminan perilaku dari suku LIO ENDE, WUAMESU INDONESIA menampilkan ritual budaya SA'O RIA sebagai identitasnya yaitu simbol persatuan masyarakat diaspora LIO ENDE di Jakarta guna menjaga nilai-nilai: estetika, religi, moral, dan budaya. 

Miniatur SA'O RIA yang disusun oleh ninik-ninik pertua (KANGA) menggambarkan simbol perjalanan paguyuban WUAMESU yang kini berusia hampir 70 tahun dan berdiri selama 10 tahun.

Perjalanan sejarah WUAMESU memang berat menghadapi tantangan zaman yang berubah-ubah dan perpecahan. Beratnya tantangan digambarkan dengan jalan kaki para pengiring 'O POTO WOLO O RENGGI O KELI' bagaikan memanggul bukit dan gunung.

Ritual Penghormatan Leluhur dan Doa Keselamatan

Ritual adat yang menarik adalah tradisi Ritual penghormatan leluhur dan doa keselamatan sebagai suatu sesi persembahan bagi leluhur sembari memohon doa restu leluhur bagi sehat, sejahtera dan kebahagiaan anak cucu. Tradisi Ritual penghormatan leluhur dan doa keselamatan pada saat ada acara keluarga lainnya seperti pernikahan, kelahiran, kematian, atau ketika ada anggota keluarga mengalami persoalan atau masalah yang akan disampaikan melalui kepala keluarga.

Tradisi ini memuat nilai spiritual karena meyakini roh leluhur masih hidup dan ikut menjaga anak cucunya karena anak cucu merupakan bagian dari darah daging leluhur.

Makanan yang disajikan dalam ritual harus dimasak dan tidak boleh dibeli di luar karena dianggap tidak memiliki nilai spiritual. Semua makanan disajikan sebelum matahari terbit.

Pada intinya ritual tersebut memiliki makna sebagai berikut:

1. Dilakukan untuk menghormati leluhur dan memohon keselamatan.

2. Dilakukan saat ada acara penting keluarga seperti kelahiran, kematian, atau masalah serius.

3. Prosesi dimulai dengan membawa sesajen dan hewan sembelihan ke rumah adat

4. Tradisi ini adalah bentuk penghargaan dan upaya menjaga keseimbangan antara dunia spiritual dan dunia nyata.

Ritual ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan permohonan keselamatan. Biasanya dilakukan dalam situasi penting atau krisis keluarga, dengan prosesi membawa sesajen ke rumah adat sebagai simbol permohonan kepada roh leluhur.

GAWI Simbol Identitas Masyarakat Lio

Tari Gawi merupakan tari tradisional kerakyatan yang diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang.

Keunikannya adalah bentuknya yang menyerupai lingkaran ular (spiral) ada kepala yang disebut 'ULU" dan 'EKO' bersifat terbuka dan tidak merupakan lingkaran tertutup.

Keunikan lain adalah bunyi irama hentakan kaki dan merapatnya posisi kaki dengan lantunan syair seorang solis yang disebut 'ATA SODHA' tanpa menggunakan teks.

Bentuk Tari Gawi menggambarkan kebudayaan suku LIO ENDE yang terdiri atas sistem kepercayaan, organisasi kemasyarakatan, bahasa, kesenian, serta mata pencaharian.

Simbol persatuan nampak pada gerak kaki, gerak tangan, tempo, dan lantunan syair, busana dan tata rias. GAWI dilaksanakan di tengah kampung yang disebut KANGA.

Di tengah-tengah KANGA ada MUSU MASE berupa batu keramat berbentuk lonjong seperti menhir dan dibawahnya ada batu ceper yang disebut ‘LODO NDA' melambangkan persatuan pria dan wanita atau persatuan langit dan bumi.

Di tempat inilah Mosalaki P'u'u melakukan ritual adat misalnya mempersembahkan hasil panen pertama atau bekal babi untuk doa leluhur. MUSU MASE menjadi tempat suci yang sudah direciki darah hewan korba bagi para tua-tua adat sebagai sumber ketaatan dan kekuasaan mereka.

GAWI biasanya dilaksanakan pada malam hari dan berlangsung hingga pagi hari saat matahari terbit sehingga disebut 'GAWI SIA’.

Iklan

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close